MANADONEWS, KOTAMOBAGU — Ibu Megawati Nading (59), warga Kelurahan Molinow, Kecamatan Kotamobagu Barat 15 Tahun jadi pengrajin gerabah.
Ibu Mega mengaku, dirinya menggeluti kerajinan gerabah ini sudah belasan tahun. “Keahlian itu didapatkan dari sang ibunda yang merupakan salah satu perintis kerajinan gerabah. Ada beberapa jenis kerajinan yang Ia bikin seperti, pot bunga, tempat bakar sagu dan lain-lain. Untuk sehari saja, saya bisa membuat 5 hingga 10 buah gerabah, itu dibuat sesuai pesanan dari pelanggan, biasanya dimasukan lagi ke pasar-pasar yang ada di Kotamobagu,”ungkapnya.
Untuk proses pembuatan kata Ibu Mega masih manual, namun hasilnya baik dan rapi serta kualitasnya sangat bagus.
“Adapun bahan baku seperti tanah liat yang dia ambil dari perkebunan setempat dan memiliki kualitas yang baik, kalau tidak baik tanah liatnya pasti gerabahnya juga tidak baik. Jadi biasanya dibentuk terlebih dahulu kemudian di jemur kurang lebih 2 hari hingga kering, lalu dibakar menggunakan sabut kelapa dan bambu agar masaknya lebih baik dan kuat,” terangnya.
Lanjut Ibu Mega, Meski hasil jualan gerabahnya tidak banyak ia bersyukur setidaknya bisa memenuhi kebutuhan keluarga. Dirinya juga berharap, pemerintah dapat memperhatikan usahanya dengan memberikan bantuan agar produksinya lebih banyak dan bisa berkembang.
“Kalau ada pesanan paling banyak dalam satu minggu itu Rp 300 ribu. Yah Alhamdulillah bisa mencukupi kebutuhan kami keluarga. Pun selama ini pembuatannya masih secara manual, saya masih menggunakan tangan dalam membuat gerabah ini. Olehnya, saya berharap pemerintah dapat memberikan batuan berupa alat pembuat gerabah agar produksinya lebih banyak dan usaha kerajinan ini bisa berkembang luas.” Pungkasnya.
(MLS)