
MANADO, MANADONEWS – Bulan Ramadhan kali ini membawa duka bagi puluhan warga eks Kampung Bobo Kelurahan Maasing Kecamatan Tuminting Kota Manado.
Bukan hanya karena mereka harus kehilangan tempat tinggal dan menjadi korban penggusuran yang dilakukan Pemerintah Kota Manado, namun bulan ramadhan kali ini, menjadi duka tersendiri karena masjid Nurul Fatah yang berdiri dilokasi penggusuran tersebut, disegel oleh pihak kepolisian hingga mengakibatkan banyak warga muslim yang bermukim di kampung tersebut, harus menjalankan ibadah puasa pertama mereka dipinggir jalan.
“Torang kasiang sampe Tarawih dipinggir jalan tadi malam,” ungkap salah seorang ibu yang melakukan demo di kantor Departemen Agama (Depag) Manado sambil terisak, (6/6) siang tadi.
Puluhan Warga eks Kampung Bobo tersebut, melakukan aksi demonstrasi di depan kantor Departeman Agama (Depag) Manado, bersama para mahasiswa dan aktivis, untuk meminta instansi tersebut agar mendesak pihak kepolisian untuk membuka akses pintu masuk ke masjid Nurul Fatah agar warga bisa menjalankan aktifitas beribadah apalagi di bulan ramadhan saat ini.
“Kami ingin aparat kepolisian membuka segel pintu masuk masjid Nurul Fatah, sehingga warga masyarakat yang hendak menjalankan ibadah di bulan ramadhan kali ini boleh menggunakan masjid tersebut, karena warga sampai saat ini melakukan sholat hanya di pinggir jalan,” ujar Rusli Umar, koordinator aksi.
Pantauan Manadonews dilokasi, tampak aparat Polresta Manado melakukan pengawalan dalam aksi tersebut, Selanjutnya, aparat kepolisian bersama para demonstran terlihat berjalan menuju masjid Ahmad Yani Manado, untuk melakukan sholat bersama.
Demsi Lumendek