
SEMARANG, MANADONEWS – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, hingga pagi tadi jumlah korban tewas mencapai 43 orang akibat tanah longsor di sejumlah daerah di Jawa Tengah. Banjir dan tanah longsor disebabkan hujan deras yang terus turun sejak Sabtu (18/6) lalu.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, sebagian besar korban tewas dan hilang berada di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Mereka tertimbun tanah saat melintas di jalan rawan longsor. Sementara itu, 19 orang masih dinyatakan hilang dan 14 orang luka-luka.
“Daerah yang paling parah memang Purworejo, kemudian Banjarnegara, dan Kebumen,” ujar Sutopo di Gedung BNPB, Jakarta, Senin (20/6) dikutip CNN Indonesia.
Selain tiga daerah tersebut, banjir dan longsor juga terjadi di Kendal, Sragen, Purbalingga, Banyumas, Sukoharjo, Kebumen Wonosobo, Pemalang, Klaten, Magelang, Wonogiri, Cilacap, Karanganyar dan Solo.
Menurut Sutopo, akses transportasi di beberapa kabupaten sempat lumpuh dan ribuan rumah turut hancur akibat banjir dan longsor tersebut. Sutopo berkata pencarian korban hari ini akan difokuskan di Desa Caok, Karangrejo, dan Desa Donorati, Purworejo.
Dia mengakui pencarian korban di daerah tersebut cukup sulit lantaran akses jalan yang tertimbun longsor. Selain itu cuaca yang tak menentu membuat petugas kesulitan mencari korban.
“Pencarian dilanjutkan hari ini karena akses jalan sudah bisa dilalui,” katanya.
Sutopo menetapkan waktu pencarian korban dilakukan selama tujuh hari ke depan terhitung sejak tanggal 18 Juni 2016. Waktu pencarian korban ini, kata dia, bisa diperpanjang sesuai kebutuhan dan permintaan dari keluarga korban.
Selain fokus pada pencarian korban, Sutopo menyatakan bahwa pemerintah melalui Kementerian Sosial akan memmberikan santunan pada keluarga korban sebesar Rp2 juta. Dia juga menyebutkan adanya rencana pemerintah daerah untuk merelokasi warga yang kehilangan rumah akibat banjir dan longsor.
[CNN Indonesia]