JAKARTA, MANADONEWS – Sebagai wujud keprihatinan sekaligus kepedulian terhadap ancaman bahaya Narkoba, setiap tanggal 26 Juni diperingati sebagai Hari Anti Narkotika Internasional (HANI). Sebuah peringatan yang penting untuk menyadarkan manusia sedunia untuk membangun solidaritas bangsa-bangsa sedunia, untuk bersama-sama mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang didampingi Ibu Negara Iriana Jokowi guna menghadiri peringatan HANI 2016 tiba di Jl Cengkeh, Tamansari, Jakarta Barat, sekitar pukul 09.00 WIB, Minggu (26/6/2016).
Saat itu, Presiden Jokowi juga didampingi Menko Polhukam Luhut B. Pandjaitan, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki. Turut hadir Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti, dan Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso.
Presiden Jokowi dalam sambutannya mengemukakan, jumlah pengguna narkoba terus meningkat. Tahun 2015 diperkirakan angka prevalensi pengguna narkoba mencapai 5,1 juta orang, dan setiap hari 49-50 generasi muda kita mati karena narkoba. Adapun kerugian material diperkirakan kurang lebih Rp63 triliun yang mencakup kerugian akibat belanja narkoba, kerugian akibat biaya pengobatan, kerugian akibat barang-barang yang dicuri, dan kerugian akibat biaya rehabilitasi dan biaya-biaya yang lainnya.
Yang lebih mengkhawatirkan lagi, kata Presiden, kejahatan luar biasa ini sudah merengkuh berbagai lapisan masyarakat. Mengutip laporan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Budi Waseso, Presiden menyebutkan, anak TK (Taman Kanak-kanak) dan SD (Sekolah Dasar) sudah ada yang terkena narkoba.
“Tidak hanya di kota, (tapi juga) di kampung, di desa. Tidak hanya orang dewasa, (tapi juga) remaja, anak-anak, dan bahkan yang di TK pun sudah dimasuki narkoba. Tidak hanya orang biasa tapi juga ada aparat, ada pejabat, dan ini yang seharusnya menjadi panutan juga terkena narkoba,” papar Presiden Jokowi saat menghadiri puncak peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2016, di Pinangsia Taman Sari, Jakarta, Minggu (26/6) pagi tadi.
Menurut Presiden, para pengedar narkoba terus bergerak dan menemukan cara-cara baru untuk mengelabui aparat hukum dan keamanan. Mereka sudah mulai memanfaatkan orang-orang yang tidak dicurigai seperti anak-anak dan wanita, yang dimanfaatkan untuk menjadi kurir narkoba. Dan adanya modus baru dalam penyelundupan narkoba ke dalam mainan anak, kaki palsu, dan yang lain-lainnya.
1.015 Kasus
Sebelumnya Kepala BNN Budi Waseso dalam laporannya menyampaikan, dalam kurun waktu 2015 sampai Juni 2016, telah terungkap sebanyak 1.015 kasus dari 72 jaringan sindikat narkotika, baik yang ditangani oleh BNN maupun BNN Provinsi, dengan tersangka sejumlah 1.681 orang.
BNN juga berhasil mengungkap tindak pidana pencucian uang yang berasal dari kejahatan narkotika, dengan nilai aset sebesar Rp142.058.158.337,00. Adapun barang bukti yang berhasil disita adalah: sabu sebanyak 2,8 ton, ekstasi 707.864 butir, ganja 4,1 ton, dan lahan ganja seluas 69 hektar.
[Setkab]