SANGIHE, MANADONEWS – Jika dilihat sepintas lalu, keberadaan pulau kecil yang berdiri 38 Meter diatas permukaan laut ini, tidaklah jauh berbeda dengan deretan pulau-pulau kecil lainnya di Kabupaten Kepulauan Sangihe Sulawesi Utara (Sulut).
Bahkan keberadaan pulau yang oleh warga sekitar disebut juga Tanjung Sura atau Pulau Sura ini tidak terlalu menarik.
Pulau Sura, yang berada di Desa Salurang, Kecamatan Tabukan Selatan Tengah, Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulut, nampak oleh Manadonews beberapa waktu lalu ketika melakukan perjalanan, hanya seperti karang besar yang berdiri persis diatas lautan.
Namun ternyata, Pulau Sura ini mempunyai nilai budaya dan sejarah yang besar bagi masyarakat Sangihe, karena di pulau kecil itu, berdiam Makam Raja Kerajaan Tabukan yakni Raja Makaampo Wawengehe.
Raja Makaampo Wawengehe, adalah Raja pertama dari Kerajaan Tabukan, yang memerintah tahun 1530-1575.
Seperti dilansir situs kebudayaan.kemdikbud.go.id, pada saat Makaampo menjadi Raja, dia berhasil mempersatukan pulau Sangihe Besar bagian Timur mulai dari Selatan ke Utara.
Penyatuan dari kedua wilayah itulah yang disebut Tabukan, yang berasal dari kata Terbuka.
Di Pulau Sura tersebut, terdapat tiga buah makam yang merupakan makam dari Makaampo, Makalupa dan Ansinga.
Makam ini tidak memakai nisan, jadi sulit untuk mengetahui yang mana makam Raja Makaampo, seperti dilansir situs tersebut.
Akses menuju Pulau Sura pun agak sulit, karena dari pantauan manadonews, maupun penuturan warga sekitar bahwa, untuk mencapai lokasi makam cukup sulit dikarenakan tidak adanya lokasi tambatan perahu serta jalan masuk yang sudah tidak nampak di Pulau tersebut, yang memang jarang dikunjungi, meskipun Pulau itu hanya berjarak beberapa ratus meter dari desa Salurang.
Demsi Lumendek