ANKARA, MANADONEWS – Pemerintah Turki menyatakan situasi pasca percobaan kudeta militer sudah terkendali sepenuhnya. Para personel militer yang tak terlibat kudeta sudah bekerja kembali seperti biasa. Sebelumnya ramai diberitakan media internasional terkait percobaan kudeta yang dilakukan oleh militer Turki pada Jumat malam (15/7) waktu setempat.
Atas nama demokrasi, upaya kudeta untuk menggulingkan Presiden Recep Tayyip Erdogan oleh militer terjadi di dua kota penting di Turki yakni Istanbul dan Ankara. Ketika kudeta itu terjadi, Presiden Recep Tayyip Erdogan yang telah berkuasa sejak 2003 itu tengah berlibur di Marmaris, kota pesisir Turki. Tentara yang melakukan kudeta menutup sejumlah akses, menduduki bandara Ataturk Istanbul, serta mengambil alih stasiun TV dan radio nasional.
Mengetahui kondisi tersebut, Erdogan melalui video-chat Facetime menyerukan rakyat Turki turun ke jalan untuk melawan pemberontakan oleh militer. Imbauan Erdogan direspon positif rakyat Turki, ribuan orang langsung turun ke jalan menentang kudeta tersebut. Salah satu lokasi penting yakni Taksim Square, Istanbul, dibanjiri massa sambil mengibarkan bendera Turki. Sementara itu di ibu kota Ankara, orang-orang turun ke jalan dan menghadang tank militer.
Kontak tembak juga tak terhindarkan hingga mengakibatkan jatuhnya korban. Selang beberapa jam, aksi kudeta berhasil digagalkan. Puluhan tentara yang menutup Jembatan Bosphorus di Istanbul bahkan melakukan penyerahan diri massal dan meninggalkan tank-tanknya sambil mengangkat tangan.
Seperti dikutip dari CNN Indonesia, kudeta gagal ini sendiri menyebabkan jatuh korban tewas sebanyak 161 orang. Kebanyakan adalah polisi yang berhadapan dengan tentara yang memberontak. Sebanyak 1.140 orang lainnya terluka.
Penangkapan Massal
CNN menyebutkan setidaknya 2.839 perwira militer ditangkap. Kantor berita Anatolian menyatakan 200 pejabat pengadilan Turki juga dijebloskan ke penjara, termasuk 140 anggota Mahkamah Agung dan 48 anggota Council of State, satu dari tiga pengadilan tinggi di Turki. Sebanyak 2.745 hakim pun dinonaktifkan.
Salah satu pemimpin militer Turki, Jenderal Adem Huduti juga ikut ditangkap. Begitu juga anggota Mahkamah Konstitusi Alparslan Altan.
Otoritas militer Turki juga menutup jalur penerbangan di Pangkalan Udara Incirlik. Amerika Serikat memakai pangkalan ini untuk menjalankan operasi udara melawan ISIS di Suriah dan Irak. Alhasil, operasi serangan udara itu pun dihentikan sementara.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan pasukan di pangkalan udara itu ikut terlibat kudeta. “Begitu operasi pembersihan ini selesai, kami akan melanjutkan pertempuan melawan ISIS dengan pasukan koalisi atau dalam kerangka kerja NATO,” ujar dia.
Pejabat Pentagon mengatakan, pihaknya sedang bekerja sama dengan Turki untuk melanjutkan operasi tersebut sesegera mungkin.
[CNN]