Yuddy Latief: Konflik Saat Ini Lebih Pada Perbedaan Pandangan
Sebarkan artikel ini
Yuddy Latief pegang mic
Yuddy Latief pegang mic
JAKARTA, MANADONEWS – Pengamat politik dari Reform Institute Yuddy Latief menilai konflik yang terjadi sekarang ini bukan hanya konflik islam dan non islam.
“Itu harus kita katakan, dan dalam banyak kasus para penyerang Ahok pun tidak ingin memperluas wilayahnya menjadi medan pertentangan konflik agama,” katanya diskusi bertema “Merawat Indonesia dalam Konteks 4 Pilar” di Media center Gedung DPR RI Jakarta, Senin (13/2)
Dia mengingatkan jangan lupa kita tidak mengatakan itu konflik agama karena pendukung Ahok pun banyak orang islamnya.
“Kalau kita ukur pendudkung Ahok itu banyak orang islamnya ketimbang non islamnya,” katanya.
Jadi di sini yang terjadi sebenarnya lebih pada konflik dalam perbedaan-perbedaan pandangan di dalam tafsir-tafsir keagamaan itu sendiri,” tukasnya. Selanjutnya perbedaan dalam apiliasi politik. Namun terpenting sejauh ini perbedaan-perbedaan apapun ternyata bisa dalam batas ambang keadaban.
Yang pasti, itu member pelajaran bahwa Bhineka tunggal ika ini tidak bisa turun begitu saja seperti durian runtuh tetapi sesuatu yang perlu diusahakan dengan prasyarat persatuan dan keadilan.
Jadi misalnya dalam pembukaan pertama pokok pikiran pertama dalam UUD itu dikatakan Negara melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia yang berdasarkan persatuan dengan mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia artinya Bhineka Tunggal Ikka memiliki dua sayap yang harus bergerak serempak pertama kita terus merawat persatuan dan yang kedua kita terus mengambangkan keadilan dan keduanya tidak bisa dipertukarkan artinya demi persatuan tidak bisa mnegorbankan keadilan dan demi keadilan tidak bisa mengorbankan persatuan. Wakil ketua MPR RI Hidayat Nurwahid mengungkapkan aksi para umat Islam akhir akhir ini untuk menegakkan NKRI.
“Bukan anti bhinneka tunggal ika. Tinggal kasusnya diselesaikan dengan menegakkan hukum. Bukan saling teror dan apalagi mengancam antara satu dengan yang lain di tengah masyarakat,” tegasnya.
Oleh karenanya seluruh elemen bangsa ini khususnya eksekutif dan legislatif dari pusat sampai daerah harus melaksanakan 4 pilar MPR RI.
“Ancaman itu bukan saja dengan adanya sejumlah aksi tersebut, melainkan masih banyak ancaman sparatis di beberapa daerah di Indonesia,” tandasnya seraya menambahnya kesenjangan ekonomi, pembangunan, pendidikan dan yang lainnya harus di perhatikan. (Djamzu)
TAHUNA, MANADONEWS.CO.ID – Ketua Panitia Sidang Istimewa Sinode (SIS) GMIST Tahun 2025, Ferdy Sondakh,SE menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan pada pembukaan sidang yang di gelar di GMIST Jemaat Imanuel Tahuna Resort…
MANADO,MANADONEWS.CO.ID- Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XIII/Merdeka Mayjen TNI Suhardi, menerima audiensi Tim Pengumpul Data (Puldata) Staf Ahli Panglima TNI yang dipimpin oleh Mayjen TNI Heriyanto didampingi Brigjen TNI Asep…
Manadonews.co.id – Reses menyerap aspirasi masyarakat merupakan salah satu kewajiban anggota DPRD dan DPRD. Begitu pula DPRD Sulut, 45 legislator telah menyelesaikan massa reses ketiga 2025 turun ke daerah pemilihan…
Manadonews.co.id – Aspirasi mahasiswa kepada pemerintah melalui DPRD Sulut terus berlanjut. Terbaru, Senin (15/9/2025), puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat (Asmara) diterima Wakil Ketua DPRD, Royke Anter,…
MINUT,MANADONEWS.CO.ID- Komandan Batalyon Zeni Tempur (Yonzipur) 19/Yudha Karya Nyata (YKN) Letkol Czi Wiratama Suryono menghadiri penutupan latihan kader pelatih Pencak Silat Militer (PSM) Tersebar di wilayah Provinsi Sulawesi Utara tahun…
MINUT,MANADONEWS.CO.ID- Asisten Operasi (Asops) Kasdam XIII/Merdeka Kolonel Inf Elvino Yudha Kurniawan bersama Kepala Jasmani Daerah Militer (Kajasdam) XIII/Merdeka Letkol Arm Muhamad Faozan menghadiri acara penutupan Latihan Kader Pelatih Pencak Silat…