AIRMADIDI, MANADONEWS – Petani kelapa (Kopra) di Sulawesi Utara (Sulut) menjerit karena harga kopra anjlok Rp 6.000 ribu per kilogram (kg). Sementara di tingkat pabrik, kopra dibandrol Rp 8.000-10.000 per kg. Bila dibandingkan harga kopra tahun lalu mencapai Rp 11.000 per kg di tingkat petani.
Untuk mengatasi para petani kopra, Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara (Minut) melalui Dinas Perindustrian mengelar pelatihan pembuatan arang tampurung yang merupakan hasil turunan dari pengolahan kelapa, di Desa Winuri Kecamatan Likupang Timur, Selasa, (10/7/2018).
Bupati Minut Vonnie Anneke Panambunan (VAP) melalui Asisten II Allan Mingkid mengatakan, salah satunya adalah dengan menggelolah arang tempurung, jika dilakukan dengan benar, maka hasilnya bisa melebihi pendapatan dalam mengolah Kopra.
“Di Minut sendiri menurut data dari Dinas Pertania, bahwa terdapat kurang lebih 46.000 Hektar lahan yang ditanami Kelapa. Walau pun harga dari komoditi Kopra turun, namun banyak produk turunan yang bisa dimaksimalkan untuk masyarakat, “kata Mingkid.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian Minut Royke Kodoati menjelaskan, pelatihan ini digelar atas aspirasi dari anggota DPRD Minut Denny Sompie yang juga merupakan seorang tokoh masyarakat di Desa Winuri.
“Dalam hubungan antara Pemerintah Kabupaten bersama anggota DPRD, kami menyatukan visi menggelar kegiatan pelatihan ini dalam rangka memberikan solusi bagi para petani kelapa sehingga dari sinergitas ini bisa tercipta manfaat yang maksimal bagi masyarakat” ucap Kodoati.
Disamping itu, Anggota DPRD Minut Denny Sompie yang merupakan suami dari Hukum Tua Desa Winuri Shinta Kasso mengatakan, bahwa dirinya sebagai wakil rakyat akan terus mengawal aspirasi dan suara masyarakat sehingga pelatihan ini bisa membawa perubahan bagi para petani Kelapa, khususnya di tanah Tonsea ini.
“Dari informasi yang diberikan oleh Dinas Perindustrian bahwa selain pembuatan arang tempurung, polusi yang tercipta bahkan bisa dimaksimalkan dengan cara menggelola asap dari pembakaran tempurung menjadi produk Asap Cair yang jika dijual harganya mencapai 300 – 400 ribu Rupiah per liternya. Akan kami perjuangkan dalam APBD Perubahan nanti sehingga bisa mendatangkan alat pengolah asap cair ini yang bernilai sekitar 40 Juta Rupiah sehingga diharapkan pengolahan asap cair di Desa Winuri nantinya akan menjadi Pile Project bagi petani Kelapa di Minahasa Utara” tandas Sompie.
(aso)