MANADO, MANADONEWS– Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) membuka Sidang Majelis Sinode ke-79 Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM). Dalam sambutannya JK mengingatkan pentingnya kerukunan antarumat beragama.
Wapres JK didampingi istrinya Mufidah Kalla hadir di lokasi acara, Grand Kawanua Convention Center, Jalan AA Maramis, Paniki Bawah, Manado, Sulawesi Utara, Senin (19/3/2018). Hadir di lokasi Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey serta Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.
JK yang mengenakan pakaian batik langsung disambut tarian syukur “Maengket” saat tiba di lokasi acara. Setelah itu Gubernur Sulawesi Utara menyampaikan laporan pemerintahan dan menjelaskan tujuan pelaksanaan, acara serta asal dan jumlah pada sidang tersebut.
“Tujuan dari Sidang Majelis Sinode ke-79 Gereja Masehi Injili (GMIM) adalah evaluasi semua program kerja yang sudah dilaksanakan oleh BPMS periode 2014-2018, evaluasi dari BPMS, BPPS, dan MPS. Dilanjutkan pemilihan pengurus BPMS periode 2018-2022. Serta pembahasan rencana strategis program gereja untuk periode berikut,” ujar Ketua Panitia pemilihan Olly Dondokambey.
Wapres JK dalam kesempatan itu menyinggung soal pentingnya kerukunan antarumat beragama. Menurut JK setiap agama menginginkan hidup damai tanpa adanya perpecahan antar umat beragama.
“Agama pada dasarnya, tujuannya kedamaian. Semua kita mengucapkan salam tentang kedamaian tentang persatuan, tidak ada agama yang mengajarkan kita untuk berpecah belah,” kata JK.
Dia berharap Sidang Majelis Sinode ke-79 GMIM kali ini menjadi perenungan bagaimana agama memberikan manfaat. Dia memberi contoh kontribusi Sulawesi Utara bagi pengungsi dan perdamaian saat terjadi konflik di Ambon dan Poso, Sulawesi Tengah.
“Itulah satu kebaikan dan contoh bagaimana kehidupan damai itu dijalankan,” ucap JK sambil menegaskan bahwa perbedaan Agama dapat berjalan selama hati terbuka.
Sementara itu Gubernur Olly Dondokambey dalam kesempatan itu menyampaikan ucapan terima kasih atas kepercayaan dirinya menjadi ketua ketua panitia pemilihan.”Pemilihan dengan E- voting ini sangat terjamin kerahasiaannya, semua database tersimpan di server, tidak ada yang tahu siapa yang dipilih peserta kecuali peserta itu sendiri,” kata Olly.
Ajang demokrasi Gerejawi tingkat Sinode itu di ikuti sebanyak 1744 peserta pemilihan yang berasal dari 937 jemaat dan 126 wilayah pelayanan GMIM berhak menggunakan hak suaranya. Para peserta itu sendiri terdiri dari utusan Jemaat, utusan wilayah dan BPMS GMIM.(Biro Pemerintahan OTDA Humas Setdaprov Sulut)