Ist
BOLMONG,MANADONEWS,-.Pemkab Bolaang Mongondow (Bolmong) melalui Dinas Perdagangan dan ESDM terus memonitor harga Bahan Pokok (Bapok), khususnya Cabai Rawit dan Keriting. Dikarenakan harga dua komoditi tersebut tidak normal di Pasar Lolak.
“Harga rata-rata untuk per kg nya mulai dari Rp 50-60 ribu. Harganya naik disebabkan banyaknya Hama,” ujar Kepala Disperindag Dan ESDM Bolmong Ir George Tanor, melalui Kabid Perdagangan Dalam Dan Luar Negeri Helmi Mokodongan, Selasa (24/7).
“Harga Cabai Rawit dan Keriting mahal, karena sedikitnya buah sebab banyak wereng atau Hama,” ujarnya.
Selain itu, pengaruh kenaikan harga Cabai juga karena kebanyakan pedagang membeli Cabai di pasar Kotamobagu, kemudian diecerkan di pasar. Dan juga karena Cabai di Bolmong banyak diminati pasar luar atau sudah beredar diluar, otomatis ada kenaikan harga.
“Dan karena cabai ini merupakan tanaman musiman, serta di Pantura belum merupakan tanaman budidaya, makanya mahal. Tapi yang membuat pasokan Cabai Rawit stabil, karena ada paasokan dari Gorontalo dan Palu,” jelasnya.
Menurutnya, harga nasional dengan harga daerah kadang berbeda. Biasanya kalau Cabai harga nasional tinggi, tapi harga di daerah rendah. Bahkan selisihnya sampai 20 ribu.
“Kadang harga Cabai berbeda. Kadang nasional harganya tinggi di daerah rendah. Bahkan bedanya sampai Rp 20 ribu. Karena itu, langsung menyentuh ke masyarakat atau pedagang kaki lima,” ucapnya.
Ditambahkannya, kalau untuk telur harganya tidak menentu. Kalau untuk kecil harganya Rp 1.500 rupiah. Tapi yang pihaknya hanya ambil rata-ratanya saja yakni Rp 1.750 rupiah.
“Yang kami ambil harganya yang paling tertinggi. Dan pilot projectnya di ambil di Pasar Lolak,” tutupnya.
Diketahui, lonjakan harga Cabai Rawit sepekan terakhir ini bukan hanya terjadi di Bolmong, namun hampir di keseluruhan Kabupaten dan Kota di Sulut.
(Stvn)
