Ist
BOLMONG,MANADONEWS,-.Pemerintah daerah Bolaang Mongondow (Bolmong) melalui Dinas Pendidikan (Disdik) menjelaskan bahwa ada sebanyak 943 anak yang sudah putus sekolah.
“Faktor utama mereka putus sekolah, yakni lingkungan dan masalah ekonomi keluarga,” ujar Kepala Disdik Bolmong, Renty Mokoginta,” Rabu (29/8) siang.
Dijelaskan, data yang ada di tahun 2018 sebanyak 869 anak usia SD dan SMP sebanyak 74 anak.
“Sedangkan untuk SMA/SMK itu ranahnya provinsi. Dari data yang ada, kita bisa melihat bahwa yang paling banyak adalah siswa SD yang putus sekolah,” ungkapnya.
Daktor penyebabnya ada dua hal yakni karena
Selain faktor lingkungan dan ekonomi, masalah perceraian orang tua pun sangat berpengaruh. Untuk faktor lingkungan ada banyak hal, baik lingkungan masyarakat yang jauh dari perkotaan, hingga anak-anak hanya ingin pergi ke Kebun dari pada sekolah.
“Dan juga karena faktor ekonomi. Kadang ada ank yang suka sekolah tapi karena ekonomi keluarga, maka tak bisa lanjutkan studi,” ujarnya.
Tapi menurtnya, untuk sekarang sudah ada bantuan pemerintah bagi anak-anak yang kurang mampu. Salah satunya Kartu Indonesia Pintar (KIP). KIP sendiri merupakan kartu yang ditujukan bagi keluarga miskin dan rentan miskin yang ingin menyekolahkan anaknya yang berusia 7-18 tahun secara gratis. Mereka yang mendapat KIP ini akan diberikan dana tunai dari pemerintah secara reguler yang tersimpan dalam fungsi kartu KIP untuk bersekolah secara gratis tanpa biaya.
“Dengan program KIP ini diharapkan angka putus sekolah bisa turun dengan drastis,” tuturnya.
Ditambahkannya, pihak Diknas akan mendata kembali anak-anak yang putus sekolah dan akan mengikutsertakan mereka dalam program pemerintah yakni, duduk ujian paket A, B, dan C.
(stvn)