PINELENG, MANADONEWS – Wilayah Pineleng Raya yang saat ini terbagi menjadi 6 Desa yakni Desa Pineleng Satu, Pineleng Dua, Lotta, Pineleng Satu Timur, Winangun Atas dan Pineleng Dua Indah memiliki sejumlah situs dan waruga.
Hingga saat ini baru di Desa Lotta (Wanua Ure), situs dan Waruga dikumpulkan dan ditata dalam satu kompleks.
“Itu pun belum semua. Masih ada beberapa waruga yang masih tersebar di beberapa titik yang berdekatan dengan lokasi atau kompleks,” tutur pegiat adat muda Pineleng Axcel Kaunang Dondokambey kepada manadonews, Senin (17/9).
Sejauh penelusuran yang dilakukan di wilayah Pineleng Raya tersebar sejumlah waruga dan situs.
“Pineleng Satu sendiri kami menemukan beberapa waruga yang kondisinya ada yang sudah tertimbun tanah namun masih terlihat bagian kepala(penutup),” terang Pakampetan/Luputan/Patumpaan muda itu.
Masih di Pineleng Satu, terdapat kepala waruga, namun belum diketahui pasti pemiliknya.
Sementara di Pineleng Dua terdapat dua waruga milik Dotu Tulus dan Lungosaan.
“Dan ada batu Tumotoa tanda berdirinya Kampung Pineleng sebagai Wanua Weru oleh Dotu Marengke sebagai Tumani. Letaknya tepat di belakang SMU Dharma Wanita,” jelasnya.
Lanjutnya, terdapat lokasi yang terdiri atas sekumpulan batu yang menjadi tempat berkumpulnya para leluhur Tombulu khususnya dari Warembungan dan para Makalesar di Lotta.
“Lokasi itu lebih berfungsi sebagai tempat beristirahat para leluhur di masa lalu,” ujarnya.
Ia meyakini masih banyak rahasia leluhur yang belum ditemukan atau terungkap, namun dengan selalu adanya petunjuk baru dari para leluhur, pengungkapan itu akan selalu ada titik terang.

Dikatakannya dalam usaha menelusuri jejak leluhur Minahasa ia bersama rekan- rekan tim seperti Fitzgerald Kaunang(Pakampetan), Satria King Koraag, John Lantang, Alfrets Lasut, Edwin Poluakan dan yang lainnya selalu minta petunjuk dari Tuhan (Amang Kasuruan)
“Pada dasarnya wilayah Pineleng Raya ini punya sejumlah situs dan waruga,” pungkasnya.
Fian