Manado – Partisipasi generasi milenial di Sulut yang berkisar antara 40-50% dalam bidang politik umumnya agak masa bodoh dan tidak terlalu antusias terhadap politik, hanya mereka seringkali dilibatkan sebagai tim IT dan kreatif oleh Tim Sukses yang ada, namun itu pun umumnya mereka memposisikan diri sebagai pendukung profesional dan bukan pendukung karena idiologi.
Itu sebabnya, kata ML Denny Tewu, calon DPD RI 2019-2024 nomor urut 34 dapil Sulut ini, ia merasa sangat perlu ideologi Pancasila dan nilai-nilai kebangsaan ditanamkan kembali sejak mereka di sekolah dasar dan menengah hingga kuliah, supaya mereka menjadi makhluk sosial seutuhnya yang peduli dengan lingkungan sekitarnya.
“Karena tanpa nilai-nilai kebangsaan yang kuat mereka hanya melihat politik itu sebagai industri yang bisa menghasilkan uang secara pragmatis atau lebih mengedepankan individualistis saja. Mereka melihat politik umumnya lebih kepada daya tarik bisnis daripada daya tarik ideologinya,” lanjut penerima penghargaan Pemimpin Pancasila tahun 2010 ini.
Generasi milenial perlu memahami benar makna nilai-nilai kebangsaan dan arti politik bagi masa depan mereka, ulang Denny, dan sekaligus generasi ini juga perlu mengembangkan kemampuan mereka atas berbagai fasilitas yang tersedia di dunia maya dalam segala bidang.
“Saya pikir kreativitas dan kemampuan generasi milenial perlu disalurkan secara positif, untuk itu infrastruktur internet benar-benar perlu merata seperti kebutuhan masyarakat atas listrik. Yang membedakan generasi milenial di kota dan desa hanya pada fasilitas menggunakan internet. Dan inilah misi saya duduk di DPD RI, yakni fantastic 4, salah satunya adalah infrastruktur digital dimana jaringan internetisasi harus merata hingga ke seluruh pelosok Sulut,” ungkap dosen Magister Manajemen UKI, Jakarta ini.
Generasi milenial pengguna internet di Sulut juga yang Denny yakini bisa mengenal dirinya sebagai calon DPD RI dan memilihnya untuk memperjuangkan kebutuhan generasi ini, paling tidak ada 20%. “Di samping tentunya yang mengenal saya dalam pertemuan-pertemuan langsung, saling bertukar pikiran secara tatap muka,” tukas dia. (RED)