MANADO, MANADONEWS-Jelang pelaksanaan Pemilihan Anggota Legislatif dan Pemilihan Presiden 17 April 2019 mendatang, Komunitas Perempuan Sulut (KPS) Pro NKRI dan Pemuda Sinode GMIM dan Manado Post, besok Rabu (10/03/2019) akan menggelar Focus Group Discussion ( FGD) bertajuk ” Kans Caleg Perempuan Sulut dan Bahaya Money Politik di Pemilu 2019 ” di Graha Pena Manado Post Manado.
Koordinator KPS Pro NKRI Dra Joice Worotikan dalam siaran persnya antara laib mengatakan jelang Pemilu 2019 telah terjadi penurunan moralitas politik bagi para pemilih di Sulut.
Menurutnya, Pemilih tidak melihat lagi kualitas, integritas serta latar belakang pribadi Caleg / Parpol, tapi bagaimana mereka mendapatkan sesuatu sebagai imbalan terhadap dukungan pada caleg tertentu ibaratnya Sinterklas Politik pada Pemilu serentak 2019 ini.
” Mengapa masyarakat terlihat masa bodoh? Salah satu alasannya karena selama ini Parpol tidak pernah melayani mereka dengan benar.Saat ini Parpol hanya haus dengan kekuasaan dan memperkaya diri dan mengabaikan kewajiban mereka untuk memperhatikan aspirasi serta kebutuhan masyarakat” ungkap Joice Worotikan didampingi ketua Pemuda Sinode GMIM Pnt dr Pricilia Tangel .
Dia menambahkan,telah menjadi pemandangan nyata pada pesta politik 2019 ini, memang benar sebagian besar rakyat menghukum parpol melalui barter suara dengan uang dan atau barang. Padahal kondisi ini miris dan menyedihkan karena berbahaya bagi perjuangan demokrasi masa depan, karena bisa jadi mereka memilih penguasa dan kalangan berduit saja yang akan menjadi wakil rakyat.”Jika barter suara ini tidak dia antispasi dan disikapi dengan baik, maka praktek KKN yang telah di runtuhkan pada jaman orde baru lalu akan bangkit lagi.”ujarnya.
Lebih jauh Joice menjelaskan, praktek “Sinterklas Pemilu” ini paling terasa di wilayah Kabupaten/Kota hingga Provinsi, dimana hitungan jumlah suara telah di kalikan dengan sejumlah uang untuk memenuhi target pemenangan, singkatnya praktek seperti ini merupakan ancaman kematian satu demokrasi. “katanya sambil menambahkan banyak oknum Caleg yang nanti kerja ekstra keras pada detik-detik pelaksanaan Pileg yakni akhir bulan April 2019 seperti saat ini.
Joice menambahkan, makin mewabahnya praktek Money Politik bukan sepenuhnya kesalahan rakyat, hal itu merupakan salah satu disebabkan oleh rakyat saat ini tidak lagi merasakan manfaa dari Parpol yang telah atau belum berkuasa.”Saat ini rakyat kehilangan sosok sebagai panutan untuk menolak pemberian sang ‘Sinterclas Pemilu’ sebab fakta saat ini semua komponen masyarakat termasuk didalamnya tokoh agamapun telah dinina bobokan dengan iming-iming hadiah tersebut.”tandas Joice.
Adapun kegiatan FGD ini akan dihadiri 55 orang perempuan yang terdiri dari Caleg Provinsi/Kabupaten/Kota, perempuan Calon DPD RI, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Aktivis Perempuan, Tokoh Politik dan Jurnalis perempuan. (Nando)