MANADO,Manadonews.co.id-.Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim kemarau aka. terjadi pada bulan September 2019.
saat ini hampir sebagian wilayah Indonesia 97 persennya sedang mengalami musim kemarau.
Berdasarkan hasil monitoring BMKG di pos-pos hujan seluruh kecamatan Indonesia, kemarau paling ekstrem tersebar dari wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
Hal tersebut dikarenakan di wilayah-wilayah tersebut sudah tidak ada hujan selama 2 bulan sepanjang 2019 ini.
Berdasarkan mulai dari Banten, Jawa Tengah, Jawa Barat, DIY, NTB, NTT. Di NTT ada satu wilayah yang lebih dari 100 hari tidak ada hujan, ada 1 kecamatan yang 157 hari atau hampir 4-5 bulan tidak ada hujan.
Dampak dari tidak turunnya hujan yang cukup panjang ini membuat kekeringan ekstrem berstatus awas terjadi seperti terjadinya Karhutla di wilayah Sumatra dan beberapa wilayah lainnya di Indonesia.
Kemarau tahun 2019 ini juga menyebabkan hotspot atau sebaran titik api di beberapa daerah melampaui kondisi tahun 2018 lalu, ntara lain terjadi di Lampung, Jawa, Banten, Jawa Barat, Jakarta Utara, Jawa Tengah, DIY, Bali, dan Nusa Tenggara.
(Ben)