Example floating
Example floating
BeritaBerita TerbaruBerita UtamaKesehatanKotamobagu

Berikut Penjelasan Dinkes Perbedaan Rapid Test dan Swab Test

×

Berikut Penjelasan Dinkes Perbedaan Rapid Test dan Swab Test

Sebarkan artikel ini

MANADONEWS,KOTAMOBAGU – Sejumlah warga mendatangi Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes), Selasa (14/5). Mereka mempertanyakan hasil pengumuman 7 warga Kotamobagu yang dinyatakan positif setelah dilakukan pemeriksaan awal atau rapid test yang diketahui telah mengikuti Ijtima di Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) pada maret lalu.

“Saya sudah jelaskan kepada mereka bahwa terkait keterangan saya di sejumlah media soal hasil dari Rapit Test tersebut. Sudah dijelaskan kepada mereka bahwa Rapit Test bukan alat diaknosa, tapi merupakan alat screening yang ketika dia positif kita sudah langsung vonis dia menderita Covid-19. Nah, kita masih tunggu hasil Swab. Dan mereka setuju soal itu,” kata Kepala Dinkes Dr Tanty Korompot.

MANTOS MANTOS

Perbedaan Rapid Test dan Swab

Perbedaan rapid tes corona dan pemeriksaan swab tenggorokan. Ratusan ribu alat rapid test corona sudah masuk Indonesia. Alat ini, nantinya akan digunakan sebagai sarana deteksi awal infeksi virus corona yang semakin meluas. Tes ini berbeda dari pemeriksaan swab tenggorokan dan hidung yang selama ini digunakan untuk menentukan diagnosis Covid-19. Apa bedanya?

Jenis sampel yang diambil pemeriksaan rapid test yang ada di Indonesia, dilakukan menggunakan sampel darah. Sedangkan pemeriksaan swab menggunakan sampel lendir yang diambil dari dalam hidung maupun tenggorokan.

Cara kerja Rapid test memeriksa virus menggunakan IgG dan IgM yang ada di dalam darah. Apa itu? IgG dan IgM adalah sejenis antibodi yang terbentuk di tubuh saat kita mengalami infeksi virus. Jadi, jika di tubuh terjadi infeksi virus, maka jumlah IgG dan IgM di tubuh akan bertambah. Hasil rapid test dengan sampel darah tersebut, dapat memperlihatkan adanya IgG atau IgM yang terbentuk di tubuh. Jika ada, maka hasil rapid test dinyatakan positif ada infeksi. Namun, hasil tersebut bukanlah diagnosis yang menggambarkan infeksi Covid-19. Maka dari itu, orang dengan hasil rapid testnya positif, perlu menjalani pemeriksaan lanjutan, yaitu pemeriksaan swab tenggorok atau hidung. Pemeriksaan ini dinilai lebih akurat sebagai patokan diagnosis. Sebab, virus corona akan menempel di hidung atau tenggorokan bagian dalam, saat ia masuk ke tubuh. Sampel lendir yang diambil dengan metode swab nantinya akan diperiksa menggunakan metode PCR (Polymerase Chain Reaction). Hasil akhir dari pemeriksaan ini, nantinya akan benar-benar memperlihatkan apabila ada virus SARS-COV2 (penyebab Covid-19) di tubuh seseorang.

Waktu yang diperlukan untuk mendapatkan hasil Rapid test hanya membutuhkan waktu 10-15 menit hingga hasil keluar. Sementara itu, pemeriksaan menggunakan metode PCR membutuhkan waktu beberapa jam hingga beberapa hari untuk menunjukkan hasil. Hasil pemeriksaan rapid test maupun PCR juga bisa keluar lebih lama dari itu, apabila kapasitas laboratorium yang digunakan untuk memeriksa sampel, sudah penuh. Sehingga, sampel yang masuk harus antre lama untuk bisa diperiksa.

Kelebihan dan kekurangan rapid test Salah satu kelebihan pemeriksaan rapid test adalah tes ini cepat dan mudah untuk dilakukan. Cara ini juga bisa menjadi alternatif skrining cepat untuk mendata orang-orang yang butuh pemeriksaan lanjutan. Kekurangannya, hasil dari tes ini tidak bisa digunakan untuk mendiagnosis Covid-19. Pasien yang positif rapid test harus melalui pemeriksaan lanjutan yaitu swab. Sementara itu pasien yang negatif, idealnya mengulang rapid test 7-10 hari kemudian. Jika tidak memungkinkan untuk mengulang, maka harus tetap isolasi di rumah selama 14 hari. Mengapa begitu? Karena IgG dan IgM, yaitu antibodi yang diperiksa melalui rapid test, tidak langsung terbentuk begitu Anda terinfeksi. Dibutuhkan waktu kurang lebih 7 hari hingga antibodi tersebut terbentuk. Jadi, kalau Anda menjalani pemeriksaan rapid test hari ini padahal baru terpapar virus corona kemarin, maka kemungkinan besar, hasilnya akan negatif. Inilah yang dinamakan dengan false negative atau negatif palsu. Begitupun saat hasil rapid testnya positif, bisa saja ternyata false positive atau positif palsu. Sebab, IgG dan IgM akan terbentuk setiap infeksi terjadi dan bukan hanya akibat infeksi Covid-19. Jadi, jika rapid test menunjukkan hasil positif, kemungkinannya ada dua, yaitu Anda benar terinfeksi Covid-19 atau terinfeksi virus lain, seperti demam berdarah, misalnya.

Kelebihan dan kekurangan pemeriksaan swab dan PCR Pengambilan spesimen lendir menggunakan swab dan pemeriksaan menggunakan PCR adalah metode yang paling akurat dalam mendeteksi virus SARS-COV2. Namun sayangnya, pemeriksaan ini membutuhkan waktu yang lebih lama dan lebih rumit. Pemeriksaan sampel pun hanya bisa dilakukan di laboratorium dengan kelengkapan khusus. Sehingga, kapasitas pemeriksaan tidak terlalu besar. Oleh karena itu, butuh waktu beberapa hari hingga hasil tes bisa keluar.

Lebih lengkap tentang PCR test untuk pemeriksaan virus corona PCR adalah sebuah metode pemeriksaan untuk mendeteksi infeksi virus corona. Sementara itu, pemeriksaan swab adalah cara untuk mendapatkan sampel yang akan digunakan dalam metode PCR. Jadi dalam pemeriksaan corona, pemeriksaan swab dan PCR merupakan satu kesatuan.

Bagaimana pemeriksaan swab dilakukan? Berikut ini tahapannya

Pasien akan diminta untuk duduk di kursi. Lalu tenaga kesehatan akan sedikit mendorong kepala pasien ke arah atas dan memasukkan alat yang berbentuk seperti cotton bud, tapi dengan ukuran yang jauh lebih panjang, ke dalam lubang hidung. Alat itu akan dimasukkan hingga mentok ke bagian belakang hidung. Lalu, teknik swab dilakukanlah untuk menyapukan alat tersebut ke area belakang hidung. Alat tersebut memiliki bagian ujung yang dapat menyerap cairan atau lendir yang terdapat di area tersebut. Alat akan berada di dalam area tersebut selama beberapa detik agar cairan bisa terserap sempurna. Setelah selesai, alat swab langsung akan dimasukkan ke tabung khusus dan ditutup. Lalu, tabung tersebut akan dimasukkan ke dalam wadah khusus dan selanjutnya dikirim ke laboratorium untuk diperiksa menggunakan teknik PCR. Jika swab di hidung tidak memungkinkan, maka swab juga bisa dilakukan melalui tenggorokan. Setelah proses pengambilan sampel dengan teknik swab selesai, maka saatnya sampel tersebut diperiksa dengan teknik PCR. Jadi, PCR intinya adalah pemeriksaan untuk mencocokkan DNA atau RNA yang dipunyai virus. Ibaratnya seperti tes DNA, tapi untuk virus.

(*/MLS)

Example 120x600