AgamaBerita TerbaruBerita UtamaMinahasa

Teguhkan Tujuh Sidi Baru, Khotbah Pendeta Welly Pudihang: Ketimpangan Akibat ‘Stel Tau’

×

Teguhkan Tujuh Sidi Baru, Khotbah Pendeta Welly Pudihang: Ketimpangan Akibat ‘Stel Tau’

Sebarkan artikel ini

Tombulu, Manadonews.co.idTong kosong nyaring bunyinya adalah sebuah pribahasa yang memilik makna tersirat, tong kosong artinya pandai berbicara sedangkan nyaring bunyinya artinya tidak pandai dalam bertindak atau pelaksanaannya kurang optimal.

Demikian awal khotbah Pdt. Welly Pudihang, S.Th, ketika memimpin ibadah di jemaat GMIM Alfa Omega Rumengkor, Minggu (2/8/2020) pagi.

MANTOS MANTOS

Ibadah pertemuan langsung menggunakan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, jemaat wajib cuci tangan dan uji suhu tubuh sebelum masuk gedung gereja, wajib gunakan masker, duduk jaga jarak dan keluar gereja kembali cuci tangan.

Ibadah mengambil pembacaan Alkitab   Pengkhotbah 20: 1-20 dengan judul “Akibat-akibat kebodohan”, juga disiarkan secara langsung melalui live streaming Facebook.

Baca Juga:  Perkokoh Sinergitas TNI-Polri, Kasdam XIII/Merdeka dan Danrem 131/Santiago Ikuti Olahraga Bersama di Mapolda Sulut

“Tong kosong nyaring bunyinya, berarti orang yang banyak bicara tidak tahu bekerja. Sebutan lain orang Manado, ‘stel tau’ (sok tahu),” jelas Pendeta Welly Pudihang.

Diungkapkan Pendeta Pudihang, berdasarkan penelitian bahwa peribahasa tersebut benar, terjadi dalam kehidupan nyata di tengah masyarakat

“Nah, ketimpangan-ketimbangan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat juga sering disebabkan perilaku ‘stel tau’ ini,” terang Pendeta Pudihang.

Salomo pun mengalami hal demikian di masa pelayanannya. Sehingga, Salomo menulis pesan khidmat menggunakan peribahasa berasal dari kebudayaan sendiri.

Salomo menggunakan banyak ungkapan, beberapa kata seperti kayu, tanah, burung dan lainnya.

“Peribahasa terkandung banyak makna hidup. Tuhan Allah tidak suka pada orang malas. Berarti benar peribahasa ‘rajin pangkal kaya, malas pangkal miskin’. Orang keras hati adalah orang yang tidak bisa diatur,” tandas Pendeta Welly Pudihang.

Baca Juga:  Louis Schramm Nilai Dinas Kesehatan Tak Maksimal Dukung Program Health Tourism

Semua profesi diurapi Tuhan. Orang yang diurapi pasti berkhidmat. Orang berkhidmat pasti pintar, tapi tidak semua orang pintar itu berkhidmat.

“Karena banyak orang pintar jadi penghancur keharmonisan hidup di masyarakat,” kata Pendeta Welly Pudihang.

Ibadah dirangkaikan dengan peneguhan tujuh sidi jemaat baru.

Ke-7 sidi baru adalah:

Renaldy Alfrindo Tetehuka
Cassy Anggreini Lumi
Jeivenli Azarya Warouw
Rifolvo Pontoh
Kisah Fabian Wangkay
Michiko Millytia Christy Waworuntu  Alexandro Elroy Warow.

(YerryPalohoon)

Yuk! baca berita menarik lainnya dari MANADO NEWS di GOOGLE NEWS dan Saluran WHATSAPP
Berita Terbaru

MANADO,MANADONEWS.CO.ID- Kepala Kelompok Staf Ahli (Kapoksahli) Pangdam XIII/Merdeka Brigjen TNI Saptono Syiwarudi bertindak sebagai Inspektur upacara pada upacara 17 Oktober 2025 yang digelar di lapangan Makodam XIII/Merdeka, Kota Manado, Sulawesi…