Manado – Paparan terbaru yang disampaikan Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang menempatkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, Olly Dondokambey dan Steven Kandouw (ODSK), unggul hingga kisaran 68 persen, berbanding 16,9 persen untuk pasangan Christiany Eugenia Paruntu-Sehan Landjar (CEP-SSL) dan pasangan Vonnie Anneke Panambunan-Hendry Runtuwene (VAP-HR) 7,9 persen, membuktikan bahwa politik uang kini tak lagi berpengaruh di Sulut.
Demikian dikatakan Ferry Daud Liando, Dosen Ilmu Politik Unsrat, kepada wartawan Senin (14/9/2020) siang.
“Selama ini ada oknum yang sering membagi bagikan uang ke mana ia pergi, tapi kenyataannya yang bersangkutan tak menempati posisi teratas. Rakyat tak lagi terpengaruh dengan uang suap atau hadiah untuk mempengaruhi dukungannya,” tutur Ferry Liando.
Ditambahkan Doktor Politik Pemerintahan ini, salah satu keunggulan incumbent, sudah bekerja dan memberikan hasil dari kinerjanya, termasuk membangun jejaring dengan tokoh agama. Apalagi, kedua calon lain praktis baru memastikan pasangan calonnya saat menjelang pendaftaran calon.
“Atas hasil survei LSI ini, semua pasanagan calon tentu akan bekerja keras. Pasangan Olly-Steven pun harus bekerja keras agar komposisi ini tak berubah, sementara pasangan ibu Tetty dan ibu VAP harus berjuang, bekerja keras agar komposisi bisa berubah. Masih ada waktu 71 hari untuk berkampanye sehingga ada kesempatan menyakinkan publik. Namun, jangan sampai hasil survei ini memicu pasangan calon tertentu untuk menghalalkan segala cara untuk maksud mengubah komposisi,” papar Liando.
Ditanya, apakah ada pengaruh banyaknya dukungan parpol sehingga membuat Olly-Steven unggul di survei LSI, ketua program studi politik di FISIP Unsrat ini, mengatakan soal itu tidaklah menjamin.
“Dukungan parpol tidak menjamin. Terkecuali bagi parpol yang tidak cukup ambang batas pencalonan. Maka, untuk mencukupi itu maka suatu parpol perlu dukungan parpol lain. Namun jika suatu parpol telah memenuhi syarat ambang batas maka dukungan parpol lain tidak lagi memiliki pengaruh signifikan terutama dalam hal kekuatan elektoral,” tukas dia.
Di luar dari pemenuhan ambang batas biasanya, sebut Liando, parpol yang bergabung hanya sekedar setor logo untuk baliho, tapi pengaruh elektoral sangat kecil. Bahkan, ada sebagian parpol terpaksa bergabung karena tak ada calon yang melirik.
“Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi kekuatan elektoral calon yakni ketokohan atau figur calon, kombinasi pasangan calon, konsolidasi tim sukses atau tim pemenagan. Ini yang mungkin saat ini dipunyai kubu Olly-Steven,” pungkas Liando.
(YerryPalohoon)