ManadoPilihan RedaksiTNI

Ini Klarifikasi RSUP Kandou Terkait Kronologi Pasien Meninggal yang Disinyalir di Covidkan

×

Ini Klarifikasi RSUP Kandou Terkait Kronologi Pasien Meninggal yang Disinyalir di Covidkan

Sebarkan artikel ini

MANADO, Manadonews.co.id-.Terkait adanya dugaan Almarhum berinisial YK yang meninggal dan sengaja di Covidkan sempat viral beredar di media sosial.
Pihak keluarga meyakini almarhum meninggal karena sakit ginjal, dan masalah pada hati sebagaimana hasil rekam medik yang didapat di Rumah Sakit Kaleoran-Amurang, dan dibenarkan oleh pihak RS Kandow saat awal almarhum di rujuk.

Barulah pada pukul 11.00, dokter menghampiri keluarga bahwa almarhum terindikasi Covid-19 berdasarkan hasil foto yang diambil sebelumnya. namun keluarga menolak hasil diagnosa dokter, karena meyakini almarhum meninggal bukan karena Covid, melainkan karena sakit bawaan(ginjal, ganguan fungsi hati, dan gula).

MANTOS MANTOS

Sejak pukul 11.00 sampai pukul 13.00, pihak keluarga menilai tidak ada etikat baik dari pihak rumah sakit untuk memberikan klarifikasi soal keluhan keluarga bahwa almarhum meninggal bukan karena covid. Almarhum terkesan dibiarkan oleh pihak rumah sakit. Pukul 14.00, keluarga menginisiasi membuat surat pernyataan agar almarhum bisa dikubur secara normal, tanpa menggunakan protap Covid.

Tapi surat pernyataan tersebut tidak diindahkan oleh pihak rumah sakit, dan bersikeras mengubur pasien dgn protap covid. Pukul 16.00 istri almarhum menghampiri dokter, bermohon, hingga mencium kaki dokter agar almarhum dikubur normal, tapi hal itu tidak dipedulikan oleh dokter.

Baca Juga:  Pangdam XIII/Merdeka Pimpin Upacara Bendera 17an di Makodam

kurang lebih 8 jam almarhum terkesan dibiarkan oleh pihak rumah sakit di ruangan IGD. Tak tega melihat pembiaran almarhum oleh pihak rumah sakit, dengan berat hati keluarga pada akhirnya menandatangani surat untuk mengikuti protap penguburan covid-19.

Namun hal ini di Bantah Dirut RSUP Kandou Direktur Utama RSUP Kandou Dr dr Jimmy Panelewen SpB-KBD, melalui Kabid pelayanan Medik dr Handry Takasenseran secara rinci
kronologis kejadian sebelum pasien meninggal.

dr Handry menjelaskan panjang lebar saat pasien dirujuk dari Rumah Sakit (RS) Kaleooran-Amurang ke  di RS Kandow, Malalayang pukul 21.30. Perlu diketahui sebelumnya sejak bulan Juli, almarhum telah beberapa kali masuk keluar rumah sakit kalooran amurang, karena sakit ginjal, dan menurunya fungsi hati.

“Hari Kamis, 22 Oktober, almarhum kembali masuk rumah sakit, menjalani masa perawatan di Rumah Sakit Kaleoran karena sakit bawaan tersebut. Setibanya di RS Kandou pukul 21.30. Keluarga diterima oleh salah satu dokter, dan menyatakan hasil rekam medik almarhum memang mengidap sakit ginjal, ganguan hati, dan Gula,” ujar dr Handry

Baca Juga:  BPBD Imbau Warga Waspadai Perubahan Cuaca

Lanjutnya dr Handry Almarhum dirawat di ruang IGD. Kemudian perawat hanya mengambil sampel darah, serta memberikan obat perangsang urin (mengambil sampel urin), dan obat darah tinggi (Amlodipin). Pada saat itu, tidak ada pemberitauan kepada keluarga kalau almarhum terindikasi Covid-19.
Jadi tidak ada pembatasan kepada keluarga saat menemani almarhum. Sabtu, pukul 07.00 pagi almarhum diambil foto oleh perawat, saat itu keluarga diminta oleh pihak rumah sakit untuk keluar, dan tidak diperkenankan untuk melihat proses pengambilan foto

“Selepas ambil foto perawat menanyakan kepada  keluarga apakah sebelumnya almarhum perokok, atau peminum. Klarifikasi keluarga kalau almarhum tidak peminum alkohol, dulunya memang merokok, tapi kurang lebih 5 tahun terakhir  tidak lagi merokok dan minum.
Pukul 08.30 keadaan almarhum mulai memburuk(drop). Saat itu tidak ada penanganan serius dari pihak Rumah Sakit, hanya mengambil tensi darah, hingga pukul 09.00 almarhum meninggal. Dalam rentang waktu, dari 09.00 sampai pukul 11.00, tidak ada perwakilan dari pihak RS untuk memberikan hasil diagnosa penyebab kematian almarhum,” pungkas dr Handry.

(Ben)

Yuk! baca artikel menarik lainnya dari MANADO NEWS di GOOGLE NEWS
Example 120x600