Manado, MANADONEWS –
Katekisasi Tahap II Calon Pelayan Khusus (Pelsus) Diaken/Penatua 8-13 November, sukses digelar.
Adapun Rio Dondokambey dipercayakan Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) GMIM sebagai Ketua Tim Kerja pelaksana.
Selama lima hari, jumlah peserta yang ikut katekisasi kurang lebih sebanyak 26 ribu orang. Ada 60-an klaster sekali pertemuan.
Katekisasi berlangsung dari dalam dan luar jaringan. Sebagian secara virtual dari gereja masing-masing, sebagian secara luar jaringan di Aula Mapalus Kantor Gubernur Sulut.
Manado dijadwalkan sebagai rayon pertama yang menerima katekisasi. Selanjutnya Minut-Bitung, Minahasa, Tomohon dan yang terakhir Mitra-Minsel.
Pada kesempatan itu juga, Tim Kerja yang dimotori Rio turut menggaet Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw sebagai pemateri.
Olly-Steven membekali para calon pelayan khusus tentang peran pemerintah dalam Misi Gereja.
Selain itu, para peserta juga menerima materi dan tata Ibadah GMIM. Belajar tentang sakramen dalam pengakuan iman, tradisi gereja reformed serta perbendaharaan Sinode GMIM.
Selaku Ketua Tim Kerja Pelaksana kegiatan Katekisasi, Rio juga mengucapkan terima kasih BPMS GMIM yang telah mempercayakan dirinya bersama jajaran panitia untuk menyelenggarakan kegiatan ini sebagai bentuk pelayanan dan pemberian diri kepada Tuhan.
“Ini adalah sebuah panggilan dan kepercayaan saya bersama rekan-rekan yakini merupakan tanggungjawab yang diberikan Tuhan. Sebagaimana yang kita tahu, dalam kehidupan banyak yang terpanggil tapi sedikit yang terpilih,” tuturnya.
Rio berharap, apa yang didapatkan dalam katrkisasi menjadi bekal dan modal yang cukup dalam menjalankan pelayanan di tengah gereja dan masyarakat.
“Mengutip pesan Ketua BPMS, rajin baca Alkitab, setia berdoa dan giat bekerja. Jadi, rajin berdoa, supaya diberi semangat,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua BPMS GMIM Pdt. DR. Hein Arina mengapresiasi tim kerja yang dimotori Rio, sehingga Katekisasi Tahap II Calon Pelsus periode 2022-2026 sukses dilaksanakan.
“Kami sangat mengapresiasi tim kerja. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, mengingat kondisi pelaksanaan katekisasi yang situasional karena pandemi Covid-19. Di sini BPMS tak harus turun ke tiap jemaat, wilayah maupun rayon untuk mengumpulkan ratusan orang,” tandasnya.
(Youngky)