Tahuna, MANADONEWS.CO.ID – Juri Pentas Seni Budaya Maobungang untuk lomba ampa wayer merampung hasil penilaian untuk kategori SD dan SMP.
Sebelum membacakan hasil lomba tiga dewan juri menjelaskan beberapa hal terkait kriteria penilian sekaligus mengapresiasi Camat Manganitu Julian Pesik SSTP beserta panitia.
“Terima kasih karena ini kembali di angkat karena biasanya hanya di pesta pernikahan, syukur Manganitu bisa mengangkat kembali budaya ini dalam kompetisi,” sebut Martinus Makitulung SPd.
Ia menyentil terkait latar belakang dari tarian ampa wayer dengan mengakselerasi pada tarian itu sendiri.
“Baik materi, kalau dalam tarian adalah gerakan tubuh, dan penguasaan panggung,” ujar Makitulung pada Pentas Seni Budaya Maobungang.
Selain itu ia juga menyentil musik yang di bawakan ada yang tidak tepat sehingga ia kembali mengingatkan para pelatih untuk dapat di perhatikan.
“Irama musik ada yang slow, ada yang cepat tapi harus yang tepat, pengaturan komposisi penari di atur, komando juga di perhatikan,” tukasnya.
Juri lain yakni A. Antarani SPd menambahkan semua yang tampil sudah menampilkan yang terbaik tapi ada beberapa hal yang harus di perhatikan.
“Keluwesan untuk dapat di perhatikan karena penting bagi penari, ekspresi di sesuaikan dengan komando dan musik,” jelasnya.
Karena ampa wayer basisnya adalah tarian maka harus menampilkan tarian dengan memperhatikan gerakan.
“Gerakan tangan dan kaki harus di sesuaikan karena ampa wayer adalah tarian,” terang Antarani Sabtu (18/08/2022).
Lanjut Antarani, Kecamatan Manganitu adalah pusat kebudayaan maka itu harus di sesuaikan.
“Kecamatan Manganitu adalah pusat kebudayaan jadi harus kita jaga dengan kesesuaian,” semburnya mengingatkan.
Di bagian akhir ia juga meminta para pelatih untuk dapat mengajarkan anak-anak terkait tenggang rasa sejak usia sekolah.
“Tenggang rasa untuk dapat di tonjolkan dalam tarian sehingga anak-anak sudah terbiasa sejak dini,” kuncinya di Tribun Kecamatan Manganitu.
Jacobus Horman juga menyentil perbedaan tari dalam acara pernikahan serta pola tarian yang di gunakan sedapat mungkin untuk tidak terlalu lama.
“Bedakan ampa wayer sabuah dengan lomba, kemudian penentuan pola yang harus di isi dari mars pembuka dan penutup harus ada kaitan,” ungkapnya.
Selain itu kata Horman, “Pola jangan terlalu panjang dan monoton, setiap pergantian irama harus ada pola,” pungkasnya sembari meminta kegiatan kebudayaan untuk terus di lakukan di Kecamatan Manganitu.
https://manadonews.co.id/2022/08/12/ini-16-pelajar-utusan-kab-sangihe-ke-cibubur/
Perolehan Nilai untuk tingkat Sekolah Dasar (SD), SD Inpres Hiung 228, SD GMIST Anthiokia Tawoali 226,
SD Katolik Spes Patrie Manganitu 196, SD GMIST Petra Manganitu (1) 231, SDN Inpres Kauhis 197,
SDN Inpres Manganitu 241, SD GMIST Petra Manganitu (2) 207.
Tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) SMP Negeri 3 Manganitu 228,
SMP Negeri 2 Manganitu 273 dan SMP Negeri 1 Manganitu 238.
Berdasarkan perolehan nilai masing-masing grup ampa wayer SD Inpres Manganitu keluar sebagai juara satu,
juara dua SD GMIST Petra Manganitu (1) dan juara tiga SD Inpres Hiung.
Harapan satu SD GMIST Anthiokia Tawoali, harapan dua SD GMIST Petra Manganitu (2),
harapan tiga SD Inpres Kauhis dan harapan empat SD Spes Patrie Katolik Manganitu.
Untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama keluar sebagai juara satu yakni SMP Negeri 2 Manganitu,
juara dua SMP Negeri 1 Manganitu dan SMP Negeri 3 Manganitu sebagai juara tiga.
