Manado – Kurun waktu tiga pekan sejak awal Desember 2022, anggota DPRD Sulut melaksanakan Sosialisasi Perda (Sosper) dan Sosialisasi Wawasan Kebangsaan (Sosbang) yakni empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.
Sebelumnya, Sekwan Sulut Sandra Moniaga melalui kepala bagian persidangan Jerry Kristofel Hamonsina, menjelaskan waktu pelaksanaan Sosper dan Sosbang ditentukan sendiri oleh anggota DPRD.
“Kami memberikan waktu kepada anggota DPRD untuk menentukan kapan pelaksanaan Sosper dan Sosbang apakah minggu pertama, kedua atau ketiga. Terserah kesiapan waktu mereka,” ungkap Hamonsina.
Lanjut Hamonsina, untuk pelaksanaan Sosper anggota dewan wajib menghadirkan nara sumber.
“Tapi bisa saja dilakukan oleh anggota dewan bersangkutan namun tidak dibayar karena bagian dari tugas pokok dan fungsi DPRD,” ucapnya.
Namun untuk Sosbang, urainya anggota dewan bisa menjadi narsum namun pembiayaannya 50 persen dari anggaran untuk narsum.
Pelaksanaanya, diakui Hamonsina baik Sosper maupun Sosbang dilaksanakan di 2 titik dengan jumlah peserta di setiap titik 50 orang.
“Setiap anggota dewan yang melaksanakan Sosper maupun Sosbang di setiap titik 50 orang peserta, dengan uang duduk masing masing Rp.100.000,” tambahnya.
Adapun komponen pembiayaan yakni
Uang duduk Rp.10.000.000
Konsumsi Rp.15.000.000
Sewa tempat Rp.1.500.000
Honor nara sumber Rp.6.000.000
Dihitung setiap jam Rp.1.000.000
Moderator Rp.700.000
Mc Rp.400.000.
Hamonsina menyatakan materi untuk pelaksanaan Sosper masih menyangkut Perda Fakir Miskin dan Anak terlantar serta Perda Perlindungan dan Pemberdayaan Disabilitas.
Anggota DPRD Sulut, Hilman Idrus, melaksanakan Sosialisasi Wawasan Kebangsaan (Sosbang) di Kelurahan Malendeng, Kecamatan Paal Dua, Kota Manado, Senin (5/12/2022).
Di hadapan Forum Wartawan DPRD Sulut (Forward’s), Hilman Idrus menjelaskan tujuan Sosbang untuk memelihara semangat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Pelaksanaan Sosbang bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada para peserta betapa pentingnya wawasan kebangsaan, terutama dalam pengaplikasian di kehidupan sehari-hari,” tutur Hilman.
Hilman juga menjelaskan pemahaman tentang NKRI harus selalu dipelihara dan diharapkan peserta sosialisasi dapat menggunakan kesempatan ini sebagai tempat untuk menimba ilmu khususnya dalam rangka memelihara keutuhan NKRI.
“Kegiatan sosialisasi dapat dipergunakan sebagai sarana untuk bersilahturahmi. Dan disampaikan juga bahwa kepada para peserta yang hadir dapat menularkan pengetahuannya terkait wawasan kebangsaan kepada peserta yang lain yang tidak dapat hadir saat ini,” tandas politis PDI-Perjuangan ini.
Sementara anggota DPRD Sulut, Herry Rotinsulu, turun lapangan melaksanakan Sosialisasi Wawasan Kebangsaan (Sosbang) di Kabupaten Minahasa Utara (Minut).
Dua titik dikunjungi Herry Rotinsulu, yakni Desa Sawangan, Kecamatan Airmadidi, Rabu (7/12/2022) dan Desa Matungkas, Kecamatan Dimembe, Jumat (9/12/2022), menghadirkan nara sumber Dr. Trioldi Rotinsulu, SE, MSi.
Selain Sosbang, ada dua kegiatan lain yang dilakukan Herry Rotinsulu yakni reses dan Sosialisasi Perda (Sosper).
“Namun kegiatan saat ini kita mengikuti sosialisasi tentang wawasan kebangsaan. Nantinya sudah ada pemateri yang akan membawakannya,” tutur Herry Rotinsulu yang akrab disapa Hero.
Rotinsulu menyampaikan sangat perlu untuk mengetahui tentang pentingnya wawasan kebangsaan seperti Pancasila, baginya tidak hanya sekedar dihafal namun harus dapat dimengerti dan diimplementasikan.
“Serta bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Rotinsulu.
Adapun materi yang disampaikan Dr. Trioldi Rotinsulu, SE, MSi, menjelaskan ketika berbicara mengenai wawasan kebangsaan maka terdapat empat pilar di dalamnya.
“Ada empat pilar kebangsaan yakni pertama Pancasila, kedua UUD 1945, ketiga Pancasila, keempat NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) dan Bhineka Tunggal Ika,” ungkap Trioldi Rotinsulu.
Dia menambahkan, Pancasila harus diamalkan dan diterapkan. Seperti Sila Kelima tentang Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Semua orang Indonesia perlu mendapatkan perlakuan yang sama dan adil.
“Atau juga kadang-kadang terjadi torang pe hak diambil orang lain, itu tidak boleh,” katanya.
Segala sesuatu yang telah disusun sebagai landasan berkebangsaan adalah mimpi dari pendiri negara ini. Maka, orang Indonesia perlu untuk memahaminya. Bukan hanya orang Indonesia tapi saling menghargai antara satu dengan yang lainnya juga berlaku dengan orang-orang dari negara lain.
“Makanya cara pandang wawasan kebangsaan kita jangan terlalu sempit. Kita juga harus bergaul dengan siapa saja. Saling menghargai perbedaan perlu karena kita Indonesia dilahirkan memang sudah majemuk. Baik suku, agama, ras, golongan dan lain sebagainya,” terang Trioldi Rotinsulu.
Sebelum melaksanakan Sosialisasi Perda (Sosper) dan Sosialisasi Wawasan Kebangsaan (Sosbang), anggota DPRD Sulut menerima pembekalan dari para ahli, di antaranya Dr. Danny Pinasang, Dr. Ferry Daud Liando dan lainnya. (Advertorial/JerryPalohoon)