Keresahan Publik yang Meluas, Eep Saifulloh Fatah: Saya Tidak Ingin Presiden Saya Dipermalukan

Eep Saifulloh Fatah di pothcash Abraham Samad

Jakarta, Manadonews.co.id – Kemarahan publik yang terpendam suatu saat terangkat menjadi peringatan keras bagi Presiden Jokowi.

Hal ini diungkapkan Eep Saifulloh Fatah terkait kondisi terkini demokrasi Indonesia pasca pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden.

“Keresahan publik yang meluas, kemarahan banyak terpendam. Ada silent majority yang sering kita lupakan. Dalam beberapa kasus bisa menjadi penyebab perubahan yang dahsyat,” jelas Eep dalam diskusi politik di chanel Abraham Samad Speak Up, beberapa waktu lalu.

CEO PolMark Research Centre ini, merasa berkewajiban mengingatkan Presiden Jokowi yang sudah keluar dari koridor demokrasi.

“Ketika saya menjelaskan maka saya menjalankan kewajiban saya yang diatur oleh konstitusi. Saya tidak ingin negara saya rusak, demokrasi sakit. Saya tidak ingin presiden saya dipermalukan,” tukas dia.

Namun ketika presiden mempermalukan diri sendiri, Eep merasa tidak punya kuasa sehingga menggunakan kekuasaan dengan cara berbicara.

“Maka, kekuasaan kita berbicara seperti ini, mengingatkan seseorang yang namanya Joko Widodo, kebetulan sekarang mendapatkan amanat yang dipinjamkan kepada dia, bukan milik dia, dari kita, milik rakyat,” tegas Eep. (JerryPalohoon)

Baca Juga:  Damkar akan Stand By di Belang dan Tombatu, Jika...?

Pos terkait