Minut, MN – Langkah strategis Gubernur Sulawesi Utara, Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus, SE, dalam memberikan dukungan penuh kepada Bupati Minahasa Utara, Joune Ganda, untuk menjadi Ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) patut mendapatkan apresiasi luas.
Dalam kepemimpinan yang penuh integritas dan visi jangka panjang, Gubernur Yulius menegaskan peran penting APKASI sebagai wadah kolaborasi antardaerah dalam memperkuat otonomi, mendorong inovasi pembiayaan, serta menjembatani kebutuhan daerah dengan pemerintah pusat.
“Sebagai putra daerah yang telah menunjukkan dedikasi luar biasa dalam membangun Minahasa Utara dan aktif di APKASI, saya yakin Joune Ganda mampu membawa organisasi ini ke arah yang lebih baik,” ujar Gubernur Yulius dalam pernyataannya di venue Munas APKASI yang bertempat di Hotel Sentra.
Bukan tanpa alasan, dukungan ini datang di tengah momentum strategis: Musyawarah Nasional (Munas) VI APKASI yang akan digelar di Minahasa Utara pada 29–31 Mei 2025.
Sebagai tuan rumah untuk pertama kalinya di luar Pulau Jawa, Sulawesi Utara mendapat kehormatan menjadi panggung penting konsolidasi kepala daerah kabupaten se-Indonesia.
Sebanyak 416 bupati dijadwalkan hadir, menjadikan ajang ini tidak hanya simbolis, tetapi juga aktual dalam memetakan arah kebijakan daerah ke depan.
APKASI—yang berdiri sejak tahun 2000—memegang peranan penting dalam mewakili kepentingan kabupaten di forum nasional.
Organisasi ini bukan sekadar tempat berkumpulnya para kepala daerah, tetapi juga menjadi kanal advokasi dan sinergi dalam menyusun kebijakan strategis, memperjuangkan anggaran pembangunan, serta memperkuat pelaksanaan otonomi daerah.
Jika salah satu kepala daerah dari Sulawesi Utara, seperti Joune Ganda, dipercaya memimpin organisasi ini, maka hal itu akan memperkuat posisi dan peran strategis daerah di kawasan timur Indonesia.
Gubernur Yulius, yang hampir dalam waktu bersamaan juga tampil sebagai narasumber utama dalam Talk Show Nasional DJPK Kementerian Keuangan RI Jakarta, menegaskan pentingnya creative financing seperti KPBU dan pinjaman daerah untuk menjawab tantangan pembangunan.
Strategi ini, menurutnya, merupakan pilihan kebijakan responsif di tengah keterbatasan fiskal daerah.
“Kami berkomitmen untuk melanjutkan program kerja yang strategis dan visioner, serta mendukung pemimpin-pemimpin daerah yang berani dan inovatif seperti Joune Ganda,” tegas Gubernur Yulius.
Langkah Yulius bukan sekadar dukungan personal, tetapi wujud dari kepemimpinan yang memahami pentingnya transformasi kelembagaan di tingkat daerah.
Jika Joune Ganda memimpin APKASI, maka Sulawesi Utara tidak hanya dikenal sebagai provinsi yang ramah dan terbuka, tetapi juga sebagai motor penggerak perubahan dan pembangunan nasional dari timur Indonesia.
Dalam konteks itulah, peran APKASI menjadi sangat penting: sebagai ruang berbagi gagasan, merumuskan arah pembangunan kabupaten, serta mengedepankan prinsip-prinsip pemerintahan yang adaptif, inovatif, dan berorientasi pada pelayanan publik.
Dengan Gubernur Yulius sebagai motor penggerak dan Joune Ganda sebagai calon pemimpin, Sulawesi Utara menunjukkan bahwa daerah bisa menjadi pusat kebijakan strategis nasional.
“Ini bukan hanya soal kepemimpinan satu orang, tetapi tentang bagaimana kita menciptakan arah baru bagi daerah untuk tumbuh bersama,” tutup Gubernur Yulius dengan optimisme tinggi.
Dukungan penuh yang diberikan Gubernur Yulius kepada Joune Ganda mencerminkan harapan besar bahwa kepemimpinan daerah harus tampil di garda depan dalam membangun Indonesia dari pinggiran.
Dan APKASI adalah panggung yang tepat untuk mewujudkan itu. (Januar)