Yangon, MN – Tim Yangon Galacticos, juara dunia PUBG Mobile asal Myanmar, pulang dengan kebanggaan membawa gelar bergengsi dan total hadiah USD 500.000.
Namun, euforia kemenangan ini seketika meredup ketika mereka tiba di Bandara Yangon, disambut bukan oleh pesta rakyat, melainkan oleh pejabat pemerintah yang langsung mengatur aliran dana kemenangan mereka.

Narasumber dari Yangon melaporkan, berdasarkan kebijakan pemerintah Myanmar, 25% dari total hadiah (lebih dari USD100.000) akan dipotong sebagai pajak pendapatan lokal.
USD 300.000 lainnya dikategorikan sebagai pendapatan luar negeri dan wajib mengalirkan 25% ke rekening bank lokal dalam mata uang Kyat (MMK).
Sisa USD 100.000 harus disimpan di rekening bank mata uang asing lokal, di bawah pengawasan ketat pemerintah, dengan larangan memegang USD secara langsung.
Langkah ini menuai kritik keras dari masyarakat. Banyak yang menilai kebijakan tersebut sebagai bentuk perampasan terhadap prestasi yang diraih secara sah di panggung internasional.
Ironisnya, di saat para atlet yang mengharumkan nama negara harus menyerahkan sebagian besar hasil jerih payahnya, para pengusaha besar dan kroni politik disebut-sebut bebas menghindari pajak tanpa konsekuensi.
“Pemerintah seharusnya memberikan dukungan penuh kepada pahlawan olahraga, bukan justru mempersempit ruang mereka menikmati hasil kerja kerasnya,” tulis seorang pengamat di media lokal.
Alih-alih menjadi momen pemersatu bangsa, kepulangan Yangon Galacticos justru menjadi potret suram tentang bagaimana kemenangan rakyat di bawah rezim ini tidak pernah dibiarkan utuh.(Steven)