Berita TerbaruBerita UtamaSulawesi Utara

Melawan Lupa! FJ (Broer) Tumbelaka Tuntaskan Misi ‘Permesta Kembali ke Pangkuan Ibu Pertiwi’

×

Melawan Lupa! FJ (Broer) Tumbelaka Tuntaskan Misi ‘Permesta Kembali ke Pangkuan Ibu Pertiwi’

Sebarkan artikel ini
FJ (Broer) Tumbelaka

Manadonews.co.id – Di minggu terakhir Agustus 1983, wartawan senior harian sore Sinar Harapan, Max Karundeng, menyajikan suatu tulisan menarik di halaman utama. Isinya mengenang Frits Johanes Tumbelaka atau FJ Tumbelaka, di kalangan tertentu dikenal dengan sapaan Broer Tumbelaka.

Wartawan Max Karundeng saat itu merupakan satu dari sedikit wartawan yang diketahui mengenal dekat Broer Tumbelaka. Ia dianggap cukup banyak tahu upaya-upaya dari Broer Tumbelaka sebelum dan setelah menjadi Wakil Gubernur Sulawesi Utara Tengah (Sulutteng) dalam upaya menyelesaikan peristiwa Permesta yang dikenal dengan ‘Permesta Kembali ke Pangkuan Ibu Pertiwi’.

MANTOS MANTOS

Sang wartawan juga mengikuti saat Broer Tumbelaka menjadi Penjabat Gubernur Sulutteng, kemudian Gubernur Sulutteng merangkap Ketua DPRD Sulutteng saat itu dalam upaya penyelesaian pemberontakam Darul Islam (DI) Sulawesi Tengah, serta saat menjadi Gubernur pertama Sulawesi Utara (dahulu disingkat Sultara) merangkap Ketua DPRD pertama Sulawesi Utara.

Max Karundeng juga tahu penyebab Broer Tumbelaka mengajukan pengunduran diri. Tulisan panjang Max Karundeng seakan menjadi pembuka tabir langkah-langkah Broer Tumbelaka di masa lalu.

Tulisan dalam rangka mengenang “berpulangnya” mantan Gubernur pertama Sulut pada 20 Agustus 1983 saat lepas tengah malam atau baru saja pergantian tanggal di ruang rawat inap RSPAD Jend. Gatot Soebroto, Jakarta.
Tulisan menarik Max Karundeng saat itu dibuka dengan, “Orangnya tinggi besar, suaranya tenang dan meyakinkan”, menggambarkan sosok dan karakter Broer Tumbelaka.

Baca Juga:  Paripurna HUT Provinsi: Kesenjangan Pendapatan Masyarakat Sulut Kategori Sedang

Di tahun berikutnya, wartawan senior Gunawan Muhamad dari majalah Tempo juga menulis tentang FJ Tumbelaka dalam rubrik Catatan Pinggir Majalah Tempo deng judul, ‘Broer’. Nampaknya, Gunawan Muhamad menulis setelah membaca buku Barbara S Harvey, Permesta, Pemberontakan Setengah Hati.

Broer Tumbelaka memang seakan melekat dengan Permesta Kembali ke Pangkuan Ibu Pertiwi. Kedatangan pertama kali ke Manado pada 5 Januari 1960 yang saat itu masih dalam Provinsi Sulawesi untuk membantu upaya penyelesaian pergolakan Permesta, saat itu Broer Tumbelaka telah menjadi warga sipil biasa dikarena telah “melepas” seragam militer, TNI-AD.

Dalam rentang waktu sekitar 15 bulan, Broer Tumbelaka berhasil menuntaskan upayanya yang diawali komunikasi sangat rahasia dengan Daniel Julius Somba atau DJ Somba atau Joes Somba yang merupakan sahabat lama saat masih berdinas militer sebagai Perwira TNI-AD di Jawa Timur.

Kebetulan DJ Somba adalah salah satu tokoh besar Permesta yang dianggap memiliki pasukan terbesar dan terkuat dengan membawahi 4 WK.

Ketika upacara militer di Malenos (sekarang Minahasa Selatan) pada 4 April 1961 dan dilanjutkan dengan upacara militer di Woloan-Tomohon dan Papakelan Tondano-Minahasa, pasukan Permesta di bawah komando DJ Somba sekitar 25.000 personil dengan sekitar 7.000 pucuk senjata yang ikut dalam Permesta Kembali Ke Pangkuan Ibu Pertiwi.

Baca Juga:  Hari Kesaktian Pancasila, Letkol Cku (K) Elia Saptawaty Naik Pangkat Jadi Kolonel

Broer Tumbelaka juga dikenal sebagai salah satu sosok yang terlibat dalam upaya pemekaran Provinsi Sulutteng menjadi Sulawesi Utara pada 23 September 1964 melalui UU Nomer 13 Tahun 1964, saat upaya pemekaran provinsi itu, Broer Tumbelaka dalam posisi sebagai Gubernur Sulawesi Utara Tengah merangkap Ketua DPRD Sulawesi Utara Tengah.

Saat berlaku UU Nomer 13 Tahun 1964 pada 23 September 1964, Broer Tumbelaka dipercaya oleh ‘Pemerintah Pusat’ menjadi Gubernur pertama Sulawesi Utara merangkap Ketua DPRD pertama Sulawesi Utara.

Broer Tumbelaka yang kelahiran Surian, Sumatera Barat dan besar di Jawa Timur, merupakan putera bungsu dari pejabat tinggi kesehatan Jawa Timur, dokter JF Tumbelaka asal Minahasa Selatan dan Helena Sinjal asal Remboken-Minahasa.

FJ ‘Broer’ Tumbelaka dianugerahi Bintang Gerilya dan sekitar 10 Bintang Jasa lainnya, dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional, Kalibata Jakarta, pada 23 Agustus 1983 dengan upacara militer. (**/Jerry)

 

Yuk! baca berita menarik lainnya dari MANADO NEWS di GOOGLE NEWS dan Saluran WHATSAPP

Banner Memanjang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terbaru

Manadonews.co.id – Update agenda kegiatan DPRD Sulut, Selasa, 7 Oktober 2025. Pukul 10.30 WITA, diawali rapat pimpinan dan anggota Bapemperda bersama Kepala Biro Hukum Setdaprov Sulut, membahas usulan Perubahan Propemperda…

Berita Terbaru

MANADO,MANADONEWS.CO.ID- Syukuran peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Tentara Nasional Indonesia (TNI) tahun 2025 di wilayah Sulawesi Utara diselenggarakan terpusat di Markas Kodam XIII/Merdeka, Kota Manado, Minggu (5/10/2025). Kegiatan yang…

Berita Terbaru

  Manadonews.co.id – Masyarakat perlu mewaspadai intensitas hujan tinggi yang biasa terjadi di akhir tahun.   Anggota DPRD Sulut, Rocky Wowor, mengingatkan masyarakat yang mendiami daerah aliran sungai (DAS).  …