Manadonews.co.id – Tak selamanya ingatan manusia diisi memori baik, namun sering juga memori buruk.
Hal ini jadi bagian diskusi Rocky Gerung bersama Akbar Faizal dalam channel politik Akbar Faizal Uncensored, beberapa waktu lalu.
“Tidak selamanya memori baik, tapi juga memori buruk, politik harus mengingat memori buruk,” jelas Rocky Gerung di awal diskusi.
Akbar Faizal bertanya kepada Rocky Gerung: seperti apa gerangan bentuk wajah, tindakan dan pikiran orang yang baik dalam dunia politik?
Rocky memulai dengan perkataan awal istilah politik ketika dibuat oleh Plato, Aristoteles. Politik artinya peralatan untuk mendistribusikan keadilan.
Menurut Rocky, Aristoteles pakai istilah mendistribusikan, bukan menghasilkan keadilan, karena keadilan ‘build in’ dalam kemanusiaan. Semua orang lahir dengan ide keadilan, dibisikin ayat suci supaya berbuat adil.
“Jadi, keadilan tidak mungkin dihasilkan, hanya bisa didistribusikan,” tukas Rocky.
Ia menambahkan, politik bertugas mendistribusikan keadilan, kegagalan politisi kalau dia tidak mampu mendistribusikan keadilan. Karena itu diperlukan fasilitas, ya demokrasi, sosialisme, kapitalisme, feodalisme.
Tapi ketika kita memilih demokrasi, maka intinya hak rakyat untuk menuntut, tidak boleh diabaikan oleh siapapun yang menjadi pejabat publik.
“Saya kasih kritik bagi mereka yang tidak mau mendengarkan rakyat untuk menuntut. Dari awal itu yang saya lakukan jadi semacam grammer saya dalam rangka mengevaluasi politik Indonesia,” kata Rocky.
Menurutnya, tuntutan rakyat maksimal, karena kedaulatan rakyat tidak pernah diserahkan kepada politisi. Kesalahan politisi ketika menganggap kedaulatan rakyat diwakili oleh mereka.
“Sebetulnya yang diwakilkan, yang minta diwakilkan adalah kepentingan politik rakyat yang lima tahunan, yang berganti-ganti.
Kedaulatan absolut, tidak boleh diserahkan oleh rakyat kepada siapapun, itu dalil filosofisnya. Harusnya jadi semacam kurikulum etis untuk mulai memikirkan Indonesia ke masa depan apa yang harus dilakukan,” tegas Rocky Gerung. (Jerry)