Manado, MN – Sebuah langkah monumental bagi kemajuan pendidikan anak disabilitas di Sulawesi Utara resmi terukir. Bertempat di kantor Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Sulawesi Utara, Pineleng, Minahasa, BPMP Sulut bersama Komunitas Rafael menandatangani sinergi strategis demi peningkatan mutu pendidikan di Sekolah Luar Biasa (SLB).
Kepala BPMP Sulut, Febry H. J. Dien, S.T., M.Inf.Tech (Man), menegaskan komitmennya mendukung penuh peran Komunitas Rafael sebagai mitra penggerak literasi. Dukungan tersebut tidak hanya terbatas pada baca-tulis, tetapi juga melalui program inovatif “Digital Camping Pendidikan.”
“Kami sangat menyambut baik kehadiran Komunitas Rafael sebagai rekan pendamping yang peduli terhadap kemajuan pendidikan. Kami selalu support komunitas dalam inovasi dan kolaborasi,” ujar Febry.
Sebagai tindak lanjut, pada Oktober mendatang kedua pihak akan menggelar forum edukasi akbar yang melibatkan seluruh kepala sekolah dan guru SLB se-Sulawesi Utara. Forum bertema “Membedah Reputasi Sekolah Luar Biasa di Sulawesi Utara” ini diharapkan mampu meningkatkan kompetensi sekaligus mengubah paradigma masyarakat terhadap keberadaan SLB.
Founder Komunitas Rafael, Dr.(Can) Heidi Kristian Repi, S.Pd., Gr., M.Pd., menekankan bahwa inisiatif ini lahir dari keprihatinan mendalam atas tantangan yang dihadapi kaum disabilitas.
“Banyak hal yang perlu mendapat pendampingan, mulai dari aspek inovasi pendidikan, kepedulian masyarakat, penguatan hukum, hingga pengakuan terhadap masa depan pekerjaan mereka,” jelas Heidi.
Komunitas Rafael sendiri aktif mendorong budaya literasi produktif, tidak hanya melalui lapak baca atau perpustakaan, tetapi juga dengan memberdayakan masyarakat untuk menghasilkan karya tulis berkualitas dan diakui.
Kolaborasi ini menjadi momentum baru kepedulian terhadap pendidikan inklusif di Sulut. Puncaknya, kegiatan ini akan berlanjut hingga peringatan Hari Disabilitas Internasional, yang sepenuhnya digagas oleh Komunitas Rafael dengan dukungan BPMP Sulut, media lokal, serta penggiat media sosial.
Dengan sinergi ini, pendidikan anak disabilitas di Sulawesi Utara diharapkan memasuki babak baru yang lebih progresif, inklusif, dan berkelanjutan. (Tim)