Tombulu, Manadonews.co.id – Ibadah Minggu (19/10/2025) pagi, jemaat GMIM Alfa-Omega Rumengkor berjalan khusuk.
Ibadah yang dipimpin Pdt. Friski Anggelia Palandi, S.Th, mengambil pembacaan Alkitab sesuai MTPJ GMIM dalam Yohanes 8: 12-20, dengan judul “Yesus terang dunia”.
Di awal khotbah, Pendeta Friski menyambut sukacita jemaat bisa bertemu untuk beribadah.
“Kita masih diberikan kesempatan untuk membaca, serta mendengarkan Firman Tuhan di tengah hiruk pikuk dan ketidakpastian dunia,” kata Pendeta Friski.
Pendeta Friski menjelaskan Firman Tuhan mengisahkan seorang perempuan yang kedapatan berzina, sesuai hukum Taurat harus dijatuhi hukuman berat yakni rajam.
“Jika mengikuti hukum Taurat, perempuan itu akan dilempari batu hingga mati,” tukas Pendeta Friski.
Namun Yesus mengubah konteksnya dalam kejadian di Yohanes 8: 7. Saat orang Farisi dan ahli Taurat membawa perempuan yang berzina untuk dihukum.
Yesus berkata, “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu”.
Dengan pernyataan ini, Yesus menyindir bahwa tidak ada satu pun manusia yang tanpa dosa, dan ia menolak kekerasan serta menyuruh perempuan itu untuk “jangan berbuat dosa lagi,” bukan membenarkan perbuatannya.
Kisah pengampunan Yesus kepada seorang perempuan yang kedapatan melakukan zina. Siapakah yang mengatakan Yesus adalah terang dunia? Apalagi orang miskin, para nabi atau orang Yahudi?
“Yesus sendiri yang mengatakan bahwa Dia adalah terang dunia. Yesus memberikan penegasan identitas Ilahi, sebagai terang sejati, tak pernah padam,” ujar Pendeta Friski.
Lanjutnya, konsep terang menuju kebenaran Ilahi, Yesus sumber kebenaran, menuntun kehidupan manusia keluar dari kegelapan.
Apakah pernyataan Yesus sebagai terang dunia langsung diterima oleh orang-orang Farisi dan ahli Taurat waktu itu?
“Mereka langsung menolak, mengatakan kesaksian Yesus tidak benar karena bersaksi pada diri sendiri,” tandas Pendeta Friski.
Mereka mengacu pada hukum Taurat, minimal dua saksi melihat satu perkara. Yesus dianggap mengungkapkan kesaksian palsu.
Yesus tahu persis asal usul dan tujuan kehidupanNya. Mereka berupaya menjerat dan menjatuhkan Yesus. Mereka lupa bahwa Yesus adalah Tuhan.
“Mereka berusaha menjebak Yesus. Jika Yesus mengiyakan perempuan dirajam maka Dia berhadapan dengan hukum Kerajaan Romawi. Ketika menolak, maka Yesus bertentangan dengan hukum Taurat,” jelas Pendeta Friski.
Namun, kebijaksanaan Yesus membungkam mereka, dengan berkata, “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu”.
Rencana Allah tak bisa digagalkan oleh kebencian manusia. Kehidupan Yesus mulai kelahiran hingga kematian, terjadi sesuai dengan rencana Allah.
Terang sejati tak ditentukan seberapa tinggi pendidikan, seberapa sukses kehidupan, seberapa lama pengalaman, hanya berasal dari Yesus sendiri.
“Dalam terang semua akan tampak terlihat benderang. Mari jadilah terang tanpa mengambil cahaya orang lain,” pungkas Pendeta Friski Palandi.
Hadir beribadah Pdt. Stephanie Kalalo, M.Th, Bendahara BPMJ Dkn. Vonny Pondaag, para Pelsus dan jemaat Kolom 1 hingga 16.
Ibadah Minggu jemaat GMIM Alfa-Omega Rumengkor dibagi dalam dua sesi yakni, ibadah pukul 6.00 WITA dan pukul 9.00 WITA. (Jerry)












