BudayaDaerahNusa UtaraSangiheSulawesi Utara

Fenomena Songko-Bawalë dan Jenisnya Hingga Perang Manganitu dan Tahuna

×

Fenomena Songko-Bawalë dan Jenisnya Hingga Perang Manganitu dan Tahuna

Sebarkan artikel ini

Tahuna, MANADONEWS.CO.ID – Yang pertama harus kita ketahui adalah apa yang di maksud dengan Songko dan apa yang di maksud dengan bawalë.

Songko dan bawalë sebenarnya adalah orang yang dengan cara gaib (undang, papehẹ dan ramuan/obat gaib, misalnya membakar kemenyan dan merebus berbagai akar pohon) yang membuat orang tersebut dapat terbang.

MANTOS MANTOS

Orang-orang yang memiliki ilmu ini untuk perempuan di sebut Songko dan untuk laki-laki di sebut Bawalë.

Daniel Brilman dalam bukunya oze zendingvelden 1938 menulis tentang songko. Bawalë adalah orang yang mengerti rumus ajaib dan kemudian dapat terbang ke mana-mana pada malam hari tanpa terlihat, mendengarkan semua percakapan orang lain dan dengan demikian mampu mengungkap segala jenis rahasia.

Menurut Brilman kemampuan ini di anggap magis dan memiliki pengaruh jahat bagi orang lain.

“Menurutnya Songko adalah mahluk sihir wanita yang berkeliaran menghantui di malam hari, menakut-nakuti orang yang tinggal sendirian, menteror orang-orang yang sedang tidur dan juga menjarah kuburan baru untuk mengambil lidah dan telinga mayat sebagai santapannya, itulah sebabnya masyarakat sangihe akan mencampurkan pecahan-pecahan botol/beling di atas tanah kuburan untuk menutupi kuburan agar dapat melindungi mayat dari Bawalë/songkọ,” tulisnya dalam platform facebook.

Bawalë dan songkọ ini juga memiliki ilmu sihir untuk menginduksi tidur dotim mẹtiki, (korban akan tidak berdaya bahkan akhirnya bisa meninggal saat tidur), pencuri banyak yang memanfaatkan ilmu ini.

Mr K. G. F. Steller dan W. E. Aebersold dalam Sangirees-Nederlans Woordenboek, menulis juga tentang jenis songko Ịumpiasĕ yaitu gadis muda yang kuat dan cepat yang bertindak sebagai songkọ.

Dalam sastra sangihe biasa di katakan kepada anak-anak yang nakal: “i kamene ĕndaị mengkate kakëlla songkọ Ịumpiasĕ”, kamu terlihat seperti songkọ ïumpiasë.

Menurutnya Ada tiga jenis Songko/Bawalë

Baca Juga:  Pangdam XIII/Merdeka Dengarkan Pidato Kenegaraan Presiden Prabowo Subianto

a). Songko/Bawalë-mananawu  menggunakan sejenis ritual gaib, membakar kemenyan di atas kepala dan kakinya, sehingga dapat memisahkan kepalanya dari badannya, kepala dan isi perutnya terbang sedangkan tubuh tetap tidak bernyawa untuk waktu yang lama, tetapi kepala harus memastikan bahwa ia terhubung kembali ke tubuh sebelum fajar, karena hal ini tidak dapat dilakukan setelahnya.

b). Songko/Bawalë-mangangansuang  Dengan cara gaib melalui Mantera, ramuan, papehe, namun jenis ini terbangnya rendah dan sangat berani (menenembo), (berkotek seperti ayam pada jam) tapi takut api.

Songko/Bawalë-mangangansuang menurutnya, bahkan memiliki pipa bambu yang ditancapkan ke dinding untuk menusukkan tongkat runcing tajam kepada mangsanya dan menghisap darah korban.

c). Songko/Bawalë- tumatĕllạ, high flyer  Dengan cara gaib melalui Mantera, ramuan, papehe, yang membuat dia bisa terbang dengan seluruh tubuhnya, namun takut dengan air.

Aebersolt juga menulis bagaimana cara seseorang dapat melindungi diri dari serangan Bawalë dan Songkọ.

1). Menyandarkan punggung pada pohon besar, karena mereka selalu menyerang dari belakang.

2). Mengikatkan diri pada uahẹ dan mengarahkan ujungnya yang tajam, memastikan ujungnya menonjol di belakang.

3). Menjepit dua batang bambu runcing tajam di bawah ketiak dengan ujung mengarah ke belakang.

Dr. Nikolas Adriani dalam literasinya Sangireesche Teksten yang di muat dalam, Bijdragen tot de taal, land-envolkenkunde van Nederlandsch-Indie. (Deel XLIV). 1894.

Menuliskan hikayat tentang Bawalë, yang mengisahkan tentang peran mereka selama perang antara Manganitu dan Tahuna di mana seorang Bawalë dari Manganitu di gunakan sebagai mata-mata:

Di awal tahun 1600-an terjadi peselisihan antara kerajaan Tahuna dan Manganitu, dimana dalam beberapa kali pertempuran laskar Manganitu mengalami kekalahan.

Tidak kehilangan akal Lantemona panglima perang Manganitu menyusun startegi memata matai untuk mencari tahu apa yang menjadi kekuatan laskar perang Tahuna.

Baca Juga:  Pangdam Pimpin Serah Terima Tiga Pejabat Utama Kodam XIII/Merdeka

Lantemona mengumpulkan para laskarnya dan bertanya, sambil berkata : //Isai i kite tahawawalë ? (Siapa di antara kita yang mempunyai kekuatan untuk menjadi bawale ?) Lalu salah satu prajurit menjawab: Ia tahawawalë (saya bisa menjadi Bawale).

Lalu panglima Lantemona berkata: //Terbanglah ke Tahuna, besok pagi-pagi sekali, tepat pada saat mereka akan bersiap untuk berperang dan dengarkan mantera seperti apa yang di ucapkan kepada kita.

Ke esokan harinya pagi-pagi sekali prajurit itu terbang ke sana pagi-pagi sekali. Sesampainya di rumah tempat pesiapan laskar Tahuna yang akan berperang, ia mendengarkan Mantera orang-orang yang akan turun berperang, kemudian ia terbang dan melaporkannya kepada para pendekar Manganitu.

Kemudian panglima perang Manganitu membalik mantranya dan berkata: //Ëndaung bulude, ëndaung bulude, tadétene, ëndaung tadétene, ëndaung bulud’u Manganitu, tadetéen Maubungang, buludé tate miwonohë, tadeté tate miwulusë, kate nanahëmmang u langi, nanalëpan biang-biang.

(Gunung di sini, gunung di sini, yang perkasa, yang perkasa di sini, gunung di sini Manganitu, yang perkasa Maubungang, gunung tidak tak akan hanyut, yang perkasa tidak akan tenggelam, karena langit sebagai sayap dan cakrawala sebagai penyeimbang).

Maka dalam pertempuran yang terjadi hari itu para laskar Manganitu tak terkalahkan, selain berhasil menghalau laskar Tahuna mereka juga berhasil membunuh pangeran yang juga merupakan panglima perang Tahuna Puluntumbage (Umba).

 

Dari berbagai sumber:

-Bijdragen tot de taal, land-envolkenkunde van Nederlandsch-Indie. (Deel XLIV). 1894. 

-Zendingvelden De Zending op De Sangi-en Talaud-Eilanden door D. Brilman D.d.W. te Ennemawira 1938.

-Sangirees-Nederlans Woordenboek. Mr K. G. F. Steller en Ds W. E. Aebersold. 1959.

(Riko Takaonselang/Ferdinan Kirimang)

Yuk! baca berita menarik lainnya dari MANADO NEWS di GOOGLE NEWS dan Saluran WHATSAPP

Banner Memanjang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terbaru

KOTAMOBAGU,MANADONEWS.CO.ID- Pangdam XIII/Merdeka Mayjen TNI Suhardi didampingi Ketua Persit KCK Daerah XIII/Merdeka Ny Evi Suhardi melaksanakan kunjungan kerja (Kunker) di Makodim 1303/Bolmong, Kamis (25/9/2025). Dalam arahannya, Pangdam XIII/Merdeka Mayjen TNI…

Berita Terbaru

MANADO,MANADONEWS.CO.ID– Kepala Peralatan Daerah Militer (Kapaldam) XIII/Merdeka Kolonel Cpl Andi Edwin Mufiandi pimpin acara pelepasan Wakapaldam XIII/Merdeka dan Dandenpal XIII/1 Manado pindah satuan, Rabu (24/9/2025) di Markas Paldam XIII/Merdeka, Kota…