Denpasar, Manadonews.co.id – Megawati Soekarno Putri kembali dikukuhkan sebagai Ketua Umum periode 2025-2030 dalam Kongres ke-6 PDI-Perjuangan (PDI-P) yang digelar di Bali Nusa Dua Convention Center, Jumat (1/8/2025).
Menarik, sebelum pelaksanaan Kongres, Sekjen PDI-P, Hasto Kristiyanto, dibebaskan dari tahanan KPK setelah mendapatkan amnesti dari Presiden Prabowo Subianto.
Pengamat politik dan pemerintahan Sulut, Taufik Manuel Tumbelaka, mengungkapkan peran Olly Dondokambey sangat strategis dalam dua momentum tersebut.
“PDI-P mainkan strategi politik tingkat tinggi, awalnya hanya Bimtek tapi wacanakan akan gelar Kongres. Sepertinya mereka (DPP PDI-P) menunggu putusan amnesti sebelum gelar Kongres. Di momentum ini saya yakin ada peran besar Olly Dondokambey,” jelas Taufik Tumbelaka kepada wartawan Manadonews, Sabtu (2/8/2025).
Peran besar Olly Dondokambey secara politik, lanjut Tumbelaka, mengacu kapasitas sebagai bendahara umum partai, serta punya hubungan sangat baik dengan Prabowo Subianto.
“Tentu kita tahu kualitas komunikasi politik pak Olly kadang sulit ditebak, tapi berikan clue ‘kejutan’ dan ‘hari kemerdekaan’ sebelum amnesti Hasto,” tukas Tumbelaka.
Sebelumnya, Olly Dondokambey ketika wartawan doorstop, Kamis (31/7/2025) sore, menanyakan kejutan pelaksanakan Kongres usai Bimtek hanya menjawab singkat.
“Kejutan apa? Ada, dalam rangka HUT Kemerdekaan,” kata Olly sambil tersenyum penuh makna.
Ternyata pernyataan Olly Dondokambey tersebut terbukti dengan pembebasan Hasto Kristiyanto melalui putusan amnesti dari Presiden Prabowo Subianto, Kamis malam.
Setelah itu, PDI-P menggelar Kongres pada Jumat, 1 Agustus 2025, menetapkan Megawati Soekarno Putri sebagai ketua umum.
Kongres masih berlangsung hingga Sabtu sore, 2 Agustus 2025, menunggu pidato politik Megawati sekaligus pengumuman struktur baru PDI-P. Terinformasi, Olly Dondokambey kembali dipercayakan sebagai bendahara umum. (Jerry)
