Manadonews.co.id – Pemerintah dan masyarakat masih dalam suasana perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 61 Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
Seperti biasanya dalam setiap perayaan HUT provinsi setidaknya ada tiga kegiatan penting. Diawali ziarah ke makam para mantan Gubernur Sulut, upacara bendera, dan rapat paripurna DPRD. Dua kegiatan terakhir dilaksanakan di hari yang sama.
Gubernur Sulut, Yulius Selvanus, dalam banyak kesempatan selalu mengingatkan perayaan HUT provinsi tak sekedar seremonial.
“Paling utama memaknai, ke depan Sulawesi Utara semakin maju,” jelas Yulius Selvanus.
Memaknai perayaan HUT provinsi, Taufik Manuel Tumbelaka, pengamat politik yang juga putra bungsu Gubernur pertama Sulut, FJ Tumbelaka, angkat bicara.
Menurutnya, HUT ke 61 Sulut kali ini dirayakan dalam situasi dan kondisi daerah sedikit banyak berbeda dikarenakan baru masa awal Presiden Prabowo Subianto, serta Gubernur dan Wakil Gubernur yang baru.
“Otomatis secara sosial politik akan ada semacan masa transisi yang membutuhkan adaptasi dari semua pihak karena terjadi suasan sosial, politik serta ekonomi yang berbeda,” kata Taufik Tumbelaka kepada wartawan di Manado, Jumat (26/9/2025).
Alumnus Fisipol UGM Yogyakarta ini, mengungkapkan situasi dan kondisi (sikon) sosial, politik dan ekonomi saat yang bertepatan dengan perayaan HUT ke 61 Sulut.
“Sikon saat ini membutuhkan kepekaan kepada semua pihak terlebih khusus para. ‘Penyelenggara Negara’ selaku pemangku kebijakan, dalam hal ini para pejabat dan birokrat,” tukas Tumbelaka.
“Sikon sekarang juga menjadi tantangan seberapa besar mereka bisa memperkuat kemampuan kreatifitas dan inovasi dalam memenuhi tanggung jawab pekerjaan,” tambah Tumbelaka.
Ia juga mengungkapkan setidaknya empat pesan kuat dari Gubernur Yulius Selvanus. Pertama, ziarah ke makam para pemimpin adalah bentuk penghormatan, kedua, acara HUT Sulut bukan cuma seremoni semata, ketiga, semangat baru untuk melangkah lebih maju, keempat, persatuan dan kebersamaan.
“Pertanyaannya adalah, seberapa jeli dan peka para pejabat dan birokrat menyimak dan memaknai pesan gubernur,” tandas Tumbelaka.
Tumbelaka mengingatkan bahwa pesan Gubernur Yulius Selvanus dimaknai baik oleh para pejabat dan birokrat sekaligus jadikan momentum otokritik. Hentikan pola lama cari muka atau ‘carmuk’.
“Saya lihat ada beberapa oknum pejabat sepertinya cuma sibuk carmuk. Tidak perlu hal-hal seperti itu dilakukan,” ujar Tumbelaka.
Ia mengajak para pejabat dan birokrat fokus pada tugas, pokok dan fungsi atau Tupoksi, serta fokus pada capaian kerja. Di masa sulit ini harus tanamkan pola pikir dan pola kerja berbasis prestasi bukan hanya berbasis kinerja semata, yang penting tugas selesai.
“Harus lebih dari sekadar pekerjaan selesai. Percuma pekerjaan selesai tapi kualitas hasil kerja cuma biasa-biasa saja,” pungkas Taufik Tumbelaka. (Jerry)