Ist
BOLMONG,MANADONEWS,-.Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) mencatat sudah ada 29 orang yang positif terkena penyakit DBD hingga bulan April 2018 ini.
Dikatakan Kepala Dinkes Sahara Albugis melalu Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Keswa Wiyono SST Senin,(16/4) siang,bahwa Triwulan I 2018 didapati 25 kasus menderita DBD. Masing-masing tersebar di sejumlah puskesmas yang ada di Bolmong.
“Tercatat kasus DBD di Triwulan I di Puskesmas Imandi 17, Puskesmas mopuya Enam, Puskesmas Passi Dua, berarti keseluruhan di Triwulan I ada 25 kasus. Sementara, di bulan April ini, di Puskesmas Pusian, sudah didapati Empat kasus positif DBD, jadi hingga April ini keseluruhannya 29 kasus,” katanya.
Peningkatan kasus DBD di Bolmong akibat dipengaruhi beberapa faktor, cuaca yang selalu hujan. Katanya, meski DBD sudah mencapai 29 kasus. Namun penderita penyakit akibat gigitan nyamuk Aydes Aygepti tersebut di Bolmong belum ada yang meninggal dunia.
“Dengan adanya beberapa kasus, pihaknya terus melakukan desiminasi informasi tentang DBD, berkoordinasi dengan pihak terkait, lalu langkah selanjutnya melakukan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), Galakkan 3Mplus, dan dilakukan fogging. Kita mengutamakan gerakan PSN diantaranya fogging, tapi kebersihan lingkungan dulu baru melakukan fogging,” tuturnya.
DBD merupakan penyakit berbahaya akibat serangan virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti. Jika nyamuk tersebut menggigit manusia, maka virus tersebut akan masuk ke dalam pembuluh darah korban dan menyebabkan korban tersebut mengalami demam yang parah yang dapat berujung pada kematian.
“Harus selalu waspada terhadap serangan penyakit berbahaya ini. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memberantas penyakit ini adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan,” jelasnya.
Lanjutnya, dengan menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal, nyamuk akan sulit berkembang biak sehingga resiko demam berdarah pun bisa ditekan.
“Memang sangat sulit untuk memberantas demam berdarah. Kendati berbagai cara, seperti penyemprotan dan lain sebagainya. Namun, ini bukan berarti bahwa usaha kita untuk memerangi wabah demam berdarah tersebut hanya sia-sia belaka, kita tetap perlu melakukan tindakan-tindakan pencegahan untuk terus menekan penyebaran penyakit ini sehingga resiko kita untuk menjadi korban menjadi semakin kecil,” bebernya.
Ada beberapa hal yang harus menjadi kebiasaan kita sehari-hari untuk mengurangi resiko terkena DBD, yang pertama yaitu rajin membersihkan rumah. Nyamuk sangat menyukai tempat-tempat yang kotor. Kita seharusnya tidak membiarkan begitu saja tumpukan pakaian kotor maupun sampah-sampah di sekitar rumah kita dalam waktu yang lama.
“Selanjutnya yaitu mencegah perkembang-biakan nyamuk. Kita harus secara rutin menguras bak mandi atau penampungan air minimal satu minggu sekali untuk menghambat perkembang biakan nyamuk, percuma dilakuan fogging kalau lingkungan kotor,” katanya.
Ditambahkan, untuk hari ini pihaknya sudah klasifikasi kasus dan investasi satu penderita di Desa Siniyung dan dua khasus terkenak DBD di Desa Dumoga I.
“Besok, kita kerja bakti massal dan kemungkinam akan lakukan fogging,” pungkasnya.
( stvn )