Jakarta, Manadonews.co.id – Demi menekan penyebaran Covid 19 (Corona), Presiden Joko Widodo memutuskan untuk melarang warga negara Indonesia mudik atau pulang kampung. Keputusan itu disampaikan dalam rapat terbatas yang digelar secara daring.
Menanggapi keputusan tersebut, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Antonius Benny Susetyo, mendukung secara penuh langkah pelarangan mudik yang diambil oleh Presiden Jokowi.
Benny Susetyo mengatakan bahwa keputusan pelarangan mudik perlu diterima dengan kesadaran moral.
“Kuncinya pada kita semua untuk memiliki kesadaran moral (dalam menerima perintah larangan mudik), sebagai perintah kebaikan”, tulisnya melalui pesan singkat kepada wartawan, Selasa (21/4/2020).
Menurut rohaniawan yang akrab disapa Romo Benny, dalam kondisi saat ini tidak mudik bisa berarti kita menjalankan kesadaran moral. Kesadaran tersebut menjadi semacam perintah dalam diri masing-masing, untuk taat demi kebaikan bersama.
“Kebaikan bersama dijalani dan dilakukan dengan hati yang gembira dan tulus, maka kebaikan untuk tidak mudik menjadi keutamaan hidup,” jelas Romo Benny.
Romo Benny menambahkan, tidak mudik berarti mencintai kemanusian yang hakiki. Hukum tertinggi adalah keselamatan manusia, dan itu menjadi kebijaksanaan.
“Dengan tidak mudik, kita menyelamatkan keluarga kita, warga desa asal kita dari potensi penyebaran virus corona,” tambah Romo Benny.
Menurut Romo Benny, kegiatan mudik pada bulan suci Ramadhan atau hari raya Idul Fitri, bisa digantikan dengan gerakan saling berbagi kebutuhan sehari-hari. Gerakan bisa dilakukan sampai ke tingkat RW dan RT.
“Gerakan ini merupakan wujud komunitas Pancasila dalam tindakan yang nyata, gerakan kemanusian dan bersinergi (dengan) komunitas RT dan RW menggerakkan komunitas pengharapan,” tutup Romo Benny.
(YerryPalohoon)
