Perkembangan kebudayaan dan pariwisata Indonesia, seharusnya bukanlah merupakan sesuatu yang mempengaruhi gaya hidup hingga ke titik yang kita sebut ‘korban zaman ‘(mengkritik tanpa solusi, mendendam tanpa persoalan, dan lebih parah lagi memprovokasi tanpa penyelesaian).
Karena kebudayaan dan pariwisata tidak hanya melulu soal alam semesta, tetapi lingkungan sekitar kita dan terlebih diri kita sendiri. Kebudayaa dan pariwisata memiliki unsur sakral dan memiliki peranan penting bagi kehidupan bermasyarakat. Untuk itu kita harus terus mengagumi keanggunannya dengan penuh rasa hormat kepada leluhur dan pancarkan kepada sesama kita, kemudian tanamkan di dalam hati, kepribadian dan cara berpikir kita yang harmonis dan penuh petualangan itu. Maka dari situlah kita akan memahami apa arti dari sebuah ‘Nilai.’
Jika dipandang dari segi kebudayaan dan pariwisata memang Talaud masih dalam proses pengembangan, tetapi bukan berarti tertinggal. Hanya saja infrastruktur dan SDM yang belum berperan maksimal sehingga menyebabkan kurangnya sosialisai kepada Masyarakat sekitar dan menimbulkan pertanyaan besar, contohnya : permasalahan kapal pada saat peak season sehingga mengganggu ekonomi masyarakat.
Maka, siapapun pemimpinnya sekarang dan nanti, seberapapun berpendidikannya dia, seberapapun bertalentanya dia, seberapapun kayanya dia, atau seberapapun kerennya dia, yang dilihat hanyalah bagaiman dia memperlakukan sesamanya dengan penuh perhatian dan tanggung jawab(Integritas).