MANADO,MANADONEWS- Sederet makna tersaji begitu monumental dibalut dalam nuansa ibadah Pra Natal Keluarga Besar Rumah Tahanan Klas IIA Manado Aroma keberagaman dan sikap toleransi begitu kental tersirat setelah Warga Binaan yang Kristen dan Muslim berbaur jadi satu untuk bersama-sama menyukseskan hajatan dengan kesan yang terekam mendalam itu.
Ibadah yang dipimpin oleh Wakil Ketua Sinode GMIM Pdt. DR .Arthur R Rumengan, M.Theol, M.Pd.K. itu berlangsung layaknya bukan dalam penjara.
Aula yang digunakan untuk lokasi ibadahpun, disulap begitu menawan, dengan tata letak lampu kecil yang pohon natal alami menghiasi ‘panggung’ ibadah.
Yang lebih memberikan aroma ke-Bineka Tunggal Ika, sahabat-sahabat Warga Binaan yang Muslim, dilibatkan total. Semua berbaur dalam sebuah kebersamaan. Bukan hanya untuk menjemput tamu penting yang diundang, untuk mengisi sejumlah acara, mulai dari koor, tarian lilin natal, paduan suara, semuanya terlibat. Bahkan, dalam drama, penulis naskah beragama Islam, Arjun Djuma Okong, Kasubsi Pengelolaan Rutan Manado yang menjadi salah satu momen yang ditunggu-tunggu yang dibawakan oleh empat Warga Binaan. Temanya tentang keseharian para napi, menjelang pelaksanaan memasuki hari Natal. Bahkan, ada seorang Warga Binaan yang memerankan Petugas Pemasyarakatan yang kesehariannya bertugas di Pos Penjagaan. Sementara, dekorasi lokasi yang dilakukan JR Production tidak kalah dengan yang ada dekorasi di acara-acara heboh.
Wakil Ketua Bidang Ajaran, Pembinaan dan Pengembalaan Sinode GMIM, Pdt Dr Arthur R Rumengan, M Teol dalam sari khotbahnya, lebih banyak mengutip kata-kata dalam drama tersebut. Panitia juga menyiapkan doakonia kepada Hamba Tuhan serta Warga Binaan yang dinilai layak menerimanya.
Kepala Rumah Tahanan Klas IIA Manado, Akhmad Zaenal Fikri, kendati masih disibukkan dengan tugas kedinasan di Jakarta akhirnya memilih untuk kembali ke Manado untuk bersama-sama merayakan ibadah Pra Natal bersama seluruh Warga Binaan.
“Kami terkejut dengan pelaksanaan acara yang didesain begitu apik lewat kolaborasi Warga Binaan muslim dan kristen. Dan ini sangat surprise. Terus terang saya terkejut dengan pelaksaan Natal kali ini. Bahkan kinerja panitia dari Rutan dan tim kerja dari Warga Binaan,’’ kata pria asal Lombok.
Bahkan, karena begitu eratnya tali persaudaraan, Ka Rutan akhirnya menyetujui pelaksanaan ibadah dilaksanakan pada malam hari, kesan kesan Natal begitu terasa.
‘’Silahkan dilaksanakan malam hari, namun saya serahkan ke teman-teman untuk lewat sidang TPP,’’ ungkapnya. Sementara itu, Walikota Manado, GSV Lumentut yang berhalangan hadir dan diwakili oleh Kasat Pol PP Pemkot Manado, Xaverius Runtuwene mengucapkan selamat Natal kepada seluruh Warga Binaan dan Petugas Pemasyarakatan
Sejumlah denominasi yang rutin dan setia melakukan pelayanan di Rutan juga hadir dalam Ibadah Pra Natal ini, termasuk Jemaat Advent Hari Ketujuh Tikala yang turut menyumbangkan lagu lewat koor.
Jalannya ibadah dari awal hingga akhir, disiarkan secara langsung oleh Goldenheart Radio FM Manado. ‘’Karena keluarga Warga Binaan tidak diperbolehkan hadir, maka mengobatinya, maka mereka bisa mendengarkan lewat live di Radio Goldenheart, ‘’ ujar Kadiv Pas Kanwil Kemenkumham Sulut. Anthonius Ayorbaba, SH yang terlibat langsung dalam persiapan ini.
Teddy Masengi, personil Dekab Minahasa yang hadir mengaku terkesan.
‘’Luar biasa, semua ditata begitu apik. Dekorasinya juga luar biasa. Saya benar-benar salut. Tidak mudah mempersiapkan semua ini,’’ ungkap kader PDI-P itu.
Semua rangakain Ibadah Pra Natal, ditutup lewat lagu Hidup Rukun dan Damai, oleh semua warga binaan baik Kristen maupun Muslim. Lagu pungkasan itu begitu memberikan kesan yang mendalam bahwa ditengah berbagai permasalahan negeri, namun Rutan Manado telah memberikan contoh, betapa penjara yang dianggap sebagi tempat buangan, ternyata ada secercah harapan, bahwa dari balik jeruji besi, keberagaman, kerukunan, toleransi, tetap langgeng.
‘’Kami berterimah-kasih dengan semua pihak yang turut membantu,’’ ujar Joutje Dengah
(ONAL GAMPU)