
TAHUNA, MANADONEWS – Saat meninggalkan PDI Perjuangan dan beranggapan sebagai pembesar, anda akan dilibas partai itu sendiri. Penegasan ini diungkapkan Wakil Ketua DPD PDIP Sulut, Drs Steven Kandouw saat bertemu pengurus DPC, PAC-RANTING, PDIP Sangihe, Senin (16/1).
Seperti diketahui, ada beberapa kader PDIP di Sangihe merasa terzolimi dengan rekomendasi Ketua Umum Megawati Soekarno Putri, yang menunjuk HR Makagansa sebagai calon bupati. Para kader tersebut resmi mengundurkan diri dari partai. Satu diantaranya, mencalonkan diri melalui partai lain. Menariknya, muncul sebuah wacana bahwa mereka-mereka ini-lah para pembesar partai. Praktis, hal ini membuat Kandouw geram.
“Sudah menjadi hukum dari partai. Di saat anda keluar dari partai dan meng-klaim sebagai pembesar partai, maka anda akan hanyut dengan gelombang partai,” jelas Kandouw.
Dia menjelaskan, dalam membesarkan partai, sudah menjadi tugas tiap kader mulai dari ranting sampai DPP. Menurutnya, PDIP tidak pernah menzolimi kadernya. Justru kader itu yang menzolimi PDIP. “Dorang yang zolimi ini partai,” tegasnya.
Lebih lanjut, penugasan partai bukan hanya untuk eksekutif, tetapi legislatif juga termasuk di dalamnya.
“Mereka ditugaskan partai untuk legislatif, sembari istrinya kita tawarkan maju sebagai calon wakil bupati. Tapi penugasan itu ditolak dan mau melawan partai. Jadi, siapa yang dizolimi?,” tandasnya.(YOUNGKY)