Jakarta, MN – Komisi V DPR RI mendorong pemerintah menjadikan jalur puncak II sebagai jalan nasional. Akses yang menghubungkan Jakarta- Cianjur diharapkan proses pembangunannya mulai dilaksanakan pada 2018 mendatang.
Ketua Komisi V DPR RI, Fary Djamy Francis mengatakan, hasil rapat kerja dengan kementerian PUPR dan DPRD mendorong pembangunan Jalur Puncak II sebagai jalan Nasional dan sudah direncanakan dialokasi anggaran 2019 dengan catatan pada 2017-2018 ini persoalan pembebasan lahan serta masalah sosial lainnya sudah diselesaikan.
“Rencana pembangunan jalur puncak II ini telah diusulkan pada 2015. Tapi itu belum dibahas oleh Komisi V karena usulan pemerintah daerah dan pusat,” tukasnya. Sehingga Komisi V tidak intervensi dan alhasil pembangunannya mangkrak padahal telah ada alokasi anggaran dari pemerintah, kata Fary usai melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Cianjur bersama para anggota Komisi V DPR RI lainnya, Kamis (5/4).
Menurutnya dilihat secara langsung maka dihasilkan sebuah solusi yaitu, apabila pemerintah khususnya pemerintah daerah sudah dapat menyelesaikan permasalahan lahan dan sosial yang selama ini menjadi catatan dapat didorong dan dipercepat pelaksanaan pembangunannya pada 2018 nanti.
“Untuk itu disegerakan permasalahan lahan dan sosial diselesaikan maka kami dapat lebih mengintervensi tahun depan sudah dapat dilaksanakan,” tegas politis Partai Gerinda seraya menyebut alokasi anggaran pembangunannya kurang lebih sekitar Rp679 miliar dan ditambah anggaran padaa 2015 Rp50 miliar.
Anggota Komisi V DPR RI, Neng Eem Marhamah Zulfa menambahkan, jalur puncak II ini adalah suatu solusi yang paling tepat, karena jalur puncak I itu telah krowdit. “Jalur puncak kita ketahui macetnya bukan main. Terlebih dihari libur,” kata politisi PKB itu.
Yang pasti jalur puncak II nantinya, akan menghubungkan langsung Jakarta-Cianjur. Dengan begitu pertumbuhan ekonomi warga Cianjur akan timbuh pesat, katanya.
Dia menambahkan, dia Cianjur terdapat Istana Presiden dan tepatnya di wilayah Cipanas, dengan adanya jalur puncak II nanti, presiden saat mengunjungi istana itu kemungkinan akan lebih dekat.
“Bila melintasi jalur puncak I sudah kerap macet akan bertambah macet bila presiden melintasi jalur itu. Semakin mengganggu masyarakat. Tapi bila melalui jalur puncak II nantinya justru akan semakin dekat,” kuncinya.(djamzu).