Swempry Rugian
BOLMONG,MANADONEWS,-.Program Gemar Menanam yang dicanangkan oleh Gubernur Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey,SE, nampaknya ditindaklanjuti oleh pihak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bolmong.
Dimana hal ini terlihat saat Komisi III DPRD Bolmong mengunjungi Kantor Kementerian Pertanian di Jakarta pada beberapa waktu lalu.
Menurut Aleg Bolmong dari Fraksi PDIP, Swempry Rugian bahwa kunjungan kerja tersebut untuk mendukung program pemerintah provinsi tentang peningkatan hasil di sektor pertanian, khususnya padi dan jagung.
“Sebab, pemprov Sulut berupaya hasil pertanian bisa meningkat,” ujar Rugian.
Namun, Rugian sangat menyesalkan dalam penyaluran dan pengawasan bibit serta pupuk di Bolmong, terindikasi hanya di bebankan kepada Dinas Pertanian.
“Ini menjadi masalah kompleks. Olehnya harus diatasi semua lintas sektor. Karena dari data yang ada, stok pangan beras dan jagung di Bolmong adalah Surplus. Seyogyanya hal tersebut equivalent dengan suplay pupuk oleh pihak supplier,” jelasnya.
Dikatakan Rugian, menurut Dirjen Pupuk dan Pestisida Kementan RI, pihak Dinas Perdagangan yang ada di Kabupaten dan Kota pun ikut bertanggungjawab dalam pengawasan bibit dan pupuk agar tepat sasaran.
“Ini penuturan Dirjen. Selain itu, ada juga regulasinya yang dikeluarkan lewat Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 17/M-DAG/PER/6/2011, tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian,” ungkapnya.
Atas hal ini, Rugian pun sangat menyayangkan pihak Dinas Perdagangan dan ESDM Bolmong yang terkesan tutup mata bahkan tidur terkait hal ini.
“Yang saya sayangkan, jangan sampai Dinas Perdagangan dan ESDM Bolmong menimbulkan kesan tidak mampu dalam menterjemahkan visi-misi hebat Yasti-Yanny yang linear dengan visi misi hebat pemerintah Provinsi serta pusat,” tuturnya.
Dirinya menambahkan, pupuk merupakan bahan yang sangat penting dalam meningkatkan dan menjaga stabilitas ketahanan stok pangan. Serta apa yang dilakukan dirinya ini guna menopang serta menjaga stabilitas stok pangan beras dan jagung di Bolmong yang surplus.
“Kami terus giat mengawas akan pendistribusian pupuk kepada rakyat apalagi diwaktu musim tanam.
Distributor dan pengecer harus benar-benar memberi pelayanan yang terbaik dan tepat kepada masyarakat. Sebab, pelayanan dan pengawasan yang prima serta tepat sasaran menjadi kerinduan kita semua,” tutupnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan ESDM Bolmong, George Tanor membantah tudingan tersebut.
“Fungsi pengawasan pupuk telah dilaksanakan dengan baik. Bahkan, kami sudah membentuk tim dan berkordinasi dengan instansi terkait,” ujar Tanor, Senin (3/9) siang.
Lanjut Tanor, persoalan dilapangan yang sering terjadi kelangkaan pupuk itu sering disebabkan oleh kelompok tani tersebut yang tidak siap.
“Pemerintah sudah mendorong sektor ini. Namun, terkadang petani tidak siap dari sisi pendanaaan. Misalnya ada petani yang tidak memiliki uang untuk membeli pupuk di kios, yang otomatis pupuk tertampung,” jelasnya.
Dirinya berharap, petani agar proaktif. Sebab, bantuan pupuk bersubsidi bukanlah gratis.
“Petani jangan hanya tidur, tapi harus bergiat untuk mendapatkan hasil yg maksimal,” tutupnya.
(stvn/David)