SULUT,MANADONEWS,-.Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Utara Steven O.E Kandouw yang juga ketua majelis pertimbangan sinode (MPS) GMIM menghadiri ibadah pemakaman Ibu Masye Fien Ompi di Gereja GMIM Eben Heazer Bumi Beringin Kamis ( 14/2/19 ) siang.
Dalam sambutanya Wagun Kandouw mengatakan, “saat mendapat kabar duka atas meninggalnya ibu Masye Ompi rasa-rasanya tidak hanya saya melainkan kita semua terkejut,” kata Wakil Gubernur Provinsi Sulut Penatua Steven Kandouw.
Karena di biografi kita semua tahu persis sosok bagimana almarhumah, tidak pernah sakit, selalu enerjik. Almarhumah ini bagi saya pribadi dan keluarga saya cukup dekat bahkan sangat dekat, terutuma ibu dan ibu mertua dekat dengan almarhumah.
“Tahu dan kenal dengan sosok yang dikenal keras itu, bukan sejak tinggal di rumah dinas wakil gubernur Sulut atau ketua DPRD Sulut, Kandouw mengenang di dekade 90an saat masih pacaran sampai menikah dengan sang istri Ny Devi Kartika Kandouw -Tanos sudah kenal dengan almarhumah,” kata Wagub Kandouw.
Teringat waktu era tahun 97 dan 98 setiap ibadah kolom almarhumah sangat rajin dan memberi teladan di tengah jemaat maupun masyarakat.
“Almarhumah banyak memberikan inspirasi secara pribadi dan boleh jadi inspirasi semua,” kenang ketua Komda Lansia Sulut ini.
Menurut wagub ada dua hal yang dapat dijadikan panutan dan teladan dari sosok almarhumah. Pertama determinasi, hingga usia 83 tahun determinasi almarhumah untuk hidup luar biasa beliau tidak pernah mengeluh masalah finansial dan material setiap bertemu dengan saya atau keluarga saya.
Determinasi ini jarang sekali dan daya tahan hidup sangat luar biasa.
“Jarang ada orang seperti almarhumah ,” tambahnya.
Dalam kehidupan pelayanan, hingga usia 83 tidak pernah meninggalkan agenda-agenda religi kolom, jemaat hingga tingkat sinode.
“Dua tahun lalu bertemu di Ratahan Minahasa Tenggara (Mitra) dalam rangka hari lansia dan Tahun lalu di Wale Ne Tou Tondano Minahasa masih juga hadir,” kenang Wagub Kandouw.
Lanjut Wagub yang kedua adalah Resilience atau kemampuan untuk bertahan dalam segala hal di tengah keterbatasan bahkan selalu memotivasi mendrive kita semua untuk aktif ke Gereja.
“Belum tentu kita semua umur seperti almarhum punya resilience seperti itu” ujar Wagub Kandouw.
Dengan peristiwa duka ini membawa kita pada apa yang diwariskan almarhum kemampuan untuk bertahan hidup dan determinasi.
“Simpati, empati dan apresiasi untuk almarhumah, bagi kita semua yang ditinggalkan jadi patokan dan roll model untuk rajin ke kolom, beribadah, rajin memberi kong torang nimbole ini betul -betul jadi warisan dari almarhumah selamat jalan Ibu Masye cepat atau lambat kita semua suatu waktu akan bertemu kembali,” tutup Wagub Kandouw.
Ibadah dipimpin oleh ibu Pdt Eva Mononimbar mengambil ayat dalam Alkitab yaitu Roma Pasal 14 ayat 7 dan 8 “Sebab tidak ada seorangpun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorangpun yang mati untuk dirinya sendiri. 14:8 Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan. Ibadah dilanjutkan diladang pekuburan dipimpin oleh Penatua Frangki Manumpil yang juga Kepala Biro Ekonomi dan SDA SetdaProv Sulut.
Diketahui Almarhumah Masye Fien Ompi merupakan tua-tua jemaat yang ditokohkan dan inspirator penggagas nama Eben Haezer Bumi Beringin, aktif di kegiatan ibadah gereja dan kolom sampai akhir hayatnya dan selama 20 tahun sebagai pelsus 74 sampai 94 sebagai syamas. Almarhumah merupakan istri dari almarhum Mayor Inf Daan Olli Bupati Bolaang Mongondow di periode kepemimpinan tahun 1960 – 1965.
Turut hadir Ketua Tim Penggerak PKK Minahasa Ibu Nining Roring-Lumanauw yang juga adalah keluarga dari Almarhumah, Para Pejabat Eselon II Pemprov Sulut seperti Kepala Dinas Pariwisata Daniel Mewengkang, Mantan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sulut Herry Rotinsulu, Lurah Bumi Beringin, Camat Wenang dan sejumlah pelayat.
(stvn)