RSUP Datoe Binangkang. (foto/ist)
BOLMONG,Manadonews.co.id-.Pelayanan RSUD Datoe Binangkang yang berada di Desa Lolak II Kecamatan Lolak kembali mendapat keluhan dari masyarakat. Kali ini datang dari keluarga salah satu pasien yang hendak melahirkan.
Hal ini bermula saat pasien yang bernama Mariani Saul (24 thn) warga Desa Batu Rapa Kecamatan Lolak yang hendak melahirkan pada hari Rabu 27 Maret 2019 di rumah sakit tersebut. Namun, saat berada di rumah sakit tak ada dokter.
“Kami pertanyakan kenapa tak ada dokter. Sedangkan yang ada hanya perawat,” ujar Beatrix Tilaar salah satu keluarga pasien.
Selain tak ada dokter, dirinya juga mempertanyakan tak ada ambulans untuk membawa pasien ke rumah sakit lain.
“Ambulans juga tak ada. Padahal kondisi pasien urgent dan secepatnya ditangani ,” tambahnya.
Dirinya menjelaskan, setelah melewati percakapan yang alot. Akhirnya pihak rumah sakit menyetujui pasien dirujuk ke rumah sakit di kotamobagu menggunakan ambulans salah satu partai politik.
“Pasien dirujuk pakai ambulans parpol. Dua perawat juga ikut mendampingi. Awalnya perawat tak mau pasien diantar pakai ambulans parpol tersebut. Kami juga mempertanyakan biaya ambulans sebesar Rp 950 ribu,” jelasnya.
Menanggapi hal itu, Direktur Utama RSUD Datoe Binangkang dr.Erman Paputungan saat dihubungi via telepon seluler menjelaskan bahwa saat pasien tiba di rumah sakit, para bidan sudah melakukan semua tindakan, antara lain periksa darah serta konsul dengan dokter kandungan.Namun, ternyata pasien mengalami Ketuban Pecah Dini (KPD) 30 jam.
Selain itu, dokter anastesi berada di manado yang anaknya lagi sakit di RS. Akhirnya direkomendasi pindah di rumah sakit kotamobagu. Bertepatan saat itu dicek dua ambulans tak ada karena ke Bolmut dan Manado mengantar pasien.
“Jalan keluar kami cari ambulans di puskesmas lolak. Setelah datang ambulans, pihak keluarga masih terlihat berkomunikasi dengan keluarga lainnya. Kemudian tak berapa lama datang pasien lain yang alami kejang kehamilan harus dirujuk. Akhirnya ambulans puskesmas lolak yang standby serta ada oksigen langsung mengantar pasien lain,” ujarnya.
Setelahnya datang
Ambulans parpol yang tak ada oksigen, pihaknya pun langsung instruksikan rujuk dengan memakai oksigen rumah sakit dan dikawal dua bidan.
“Menurut saya tak ada yang salah, ini sudah sesuai prosedur. Sedangkan untuk biaya ambulans Rp 950 ribu, itu bukan wewenang saya, karena ambulans itu milik puskesmas Lolak.
Kalau biaya ambulans rumah sakit hanya Rp 4000/kilometer,” tutupnya.
Diketahui, untuk biaya perawat yang mendampingi dan sopir, pihak RSUD Datoe Binangkang menetapkan sebesar Rp 200 Ribu. Namun, jika pasien BPJS maka gratis.
Anggota komisi III DPRD Bolmong Tonny Tumbelaka angkat bicara terkait polemik ini. Menurutnya, pihak rumah sakit harus lebih maksimal dalam pelayanan kesehatan.
“Saya mempertanyakan kenapa dokter anastesi tak ada di tempat. Kabar ini bukan baru kali ini saya dengar. Dokter anastesi sering tak ada, padahal dia itu PNS,” jelasnya.
Pihaknya pun akan menindaklanjuti permasalahan ini dengan menggelar hearing bagi RSUD Datoe Binangkang.
“Secepatnya kami akan hearing. Agar supaya tak ada lagi keluhan masyarakat di rumah sakit tersebut. Perlu diingat, anggaran BOK dialokasikan untuk peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat,” tutup Tumbelaka.
(Stvn)