MANADO, MANADONEWS-Makna perjuangan Ibu Kartini sebagai pelopor emansipasi perempuan Indonesia harus diimplementasikan oleh kaum perempuan di negara ini sesuai kapasitas dan fungsi masing-masing.”Semangat perjuangan Ibu Kartini saya jadikan inspirasi dalam menjalankan peran dan fungsi sebagai ibu rumah tangga dalam kehidupan sehari-hari.”ungkap Ketua TP PKK Kota Bitung Dra Khouni Lomban Rawung kepada Manadonews.co.id, Minggu (20/4/2019) via telepon genggamnya.
Menurut Khouni sapaan akrab sebagai istri Walikota itu, dengan jabatan Ketua TP PKK Kota Bitung dan sederetan jabatan organisasi sosial dan formal lainnya, dia berharap agar semangat perjuangan Ibu Kartini senantiasi dijadikan satu penyemangat dan landasan bersikap dan bertindak sebagai perempuan di Kota Bitung yang berbudaya tinggi.”Suasana emansipasi ini perlu dijadikan benteng terhadap faham yang bertentangan dengan budaya ketimuran yang dianut bangsa ini secara universal “ungkap ibu dari Nick Adicipta Lomban dan Billy Glen Lomban itu.
Dia menjelaskan, sebagai istri pejabat negara selain menjalankan peran sebagai istri dan ibu dari anak-anak, juga ada peran yang wajib dilaksanakan yakni berpartisipasi memajukan organisasi formal yakni TP PKK serta menjaga kehormatan suami dan pemerintah .”Dalam kaitan semangat Ibu Kartini, maka sebagai istri Walikota soal kesejahteraan keluarga dan kemajuan organisasi serta dukungan terhadap kemajuan dan kesejahteraan masyarakat adalah hal yang menjadi satu tanggung jawab moral yang harus dilaksanakan sebagai kodrat seorang perempuan.” Ungkapnya.
Ketua PMI Cabang Kota Bitung dua periode itu menambahkan, sebagai manifestasi untuk memajukan potensi dan daya saing kaumnya, maka saat ini dia terus mendukung dan bersinergis dengan program pemerintah Kota Bitung diantaranya melalui program Bitung Go Green Less Plastic, Sekolah Lingkungan Kota Bitung (SLKB) yang terdiri dari 5 bidang yaitu,
*Sekolah Hutan (SH),
*Sekolah Sungai (SS),
*Sekolah Laut (SL),
*Sekolah Gunung (SG),
*Sekolah 5 Bersih (S5B).
Komitmen dan kepedulian “Kartini Milenial Kota Bitung” ini tidak berhenti mewujudkan semangat, niat serta upayanya mengedukasi dan memberi informasi serta memotivasi masyarakat tentang pentingnya menjaga dan menyelamatkan lingkungan alam dan serta hewan langka yang terancam punah itu.
Saat ini dengan jabatan selaku Kepala Sekolah Lingkungan kota Bitung dan Duta YAKI Indonesia yang disandangnya, terus dilakoni dengan membangun kemitraan dengan pemerintah Kota Bitung, LSM lokal dan internasional bahkan Kementrian terkait.
Menurut wanita kelahiran 55 tahun silam itu menjelaskan bahwa YAKI yang endemic utara Sulawesi,
Species kunci dari Hutan, dimana YAKI sudah sangat terancam punah.” Macaca nigra atau Monyet YAKI ini juga Bisa menjadi simbol kebanggaan daerah Sulut khususnya kota Bitung .”kata penatua W/KI GMIM sentrum Bitung sambil menegaskan upaya ini perlu dukungan dan keterlibatan stakehorder dan para pihak terkait termasuk masyarakat luas.
Saat ini, memasuki tiga tahun menjadi pendamping setia sang suami yang menjabat Walikota Bitung dan inspirasi
kaum perempuan kota Bitung ini, Khouni berkomitmen dengan kapasitas dan kepedulian serta peran utama sebagai istri Walikota dia akan terus mendukung seluruh program pembangunan khususnya bidang Pariwisata melalui lima pesona yakni:
*Pesona bahari
*Pesona flora
*Pesona fauna
*Pesona industri
*Sejarah religi dan budaya
“Yang pasti sebagai Kartini modern tugas utama adalah mensejahterakan keluarga, memajukan harkat dan daya saing kaum perempuan serta bermanfaat dan menjadi berkat bagi semua orang tanpa pamrih.”kata pengiat sosial dan lingkungan hidup Kota Bitung ini bernada optimis.(nando)