BOLMONG,MANADONEWS,-Kesetaraan gender merupakan salah satu hak asasi manusia. Hak untuk hidup secara terhormat, bebas dari rasa ketakutan dan bebas menentukan pilihan hidup dan tidak hanya diperuntukan bagi para laki-laki, perempuan pun mempunyai hak yang sama pada hakikatnya.
Sayangnya sampai saat ini, perempuan seringkali dianggap lemah dan hanya menjadi sosok pelengkap. Terlebih lagi adanya pola berpikir bahwa peran perempuan hanya sebatas bekerja di dapur, mengurus keluarga dan anak, sehingga pada akhirnya hal di luar itu menjadi tidak penting.
“Seorang perempuan sebaiknya harus memiliki pekerjaan agar tidak mudah diperlakukan semena-mena oleh para pria. Kalau tidak kerja seenaknya ditindas, ada rasa superior di kalangan pria, kadang wanita hanya bisa pasrah jika dimadu,” ungkap Sekda Bolmong Tahlis Gallang dalam kegiatan Sosialisasi Kesetaraan Gender Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak, di D’Lolak beberapa waktu lalu.
Sekda saat itu juga membagikan pengalaman keluarganya. Ia menceritakan kehidupan rumah tangganya sebelum istrinya menjadi anggota dewan dan sesudah.
“Saat ini istri saya sudah menjadi anggota dewan, jadi posisinya sudah agak berbeda dengan saat ia belum menjadi anggota dewan,” kata Tahlis
Tahlis pun berharap perempuan di Bolmong agar tidak memiliki ketergantungan kepada laki laki.
“Saat ini para perempuan sudah semakin mendominasi dalam setiap pengambilan kebijakan di pemerintahan, salah satu contoh bupati kita Dra Yasti Soepredjo Mokoagow. Kualitas perempuan tidak lagi diragukan, hal ini dapat dilihat dari segi pendidikan rata-rata perempuan IPK mereka sangat tinggi. Jika dilihat dari aspek kualitas dan kuantitas, perempuan juga memiliki kualitas dan kuantitas yang luar biasa,” tuturnya.
Menurutnya perempuan harus menghilangkan pemikiran seperti halnya berpikir bahwa tidak perlu sekolah tinggi karena pada akhirnya hanya akan menjadi ibu rumah tangga. Paradigma seperti itu katanya haruslah dirubah. (David)
