
Tombulu – Besar atau kecil, adil atau tidak adil, rasa mengasihi jemaat tidak boleh pudar.
Demikian khotbah Pdt. Sintje Makassar-Imon, M.PdK, pendeta di Gereja Masehi Injili Sangihe Talaud (GMIST) Pakakentenga Tahuna, ketika memimpin ibadah Minggu, 10 November 2019 pagi, di jemaat GMIM Alfa-Omega Rumengkor.
Pembacaan alkitab, Yakobus 2: 1-13, ‘Jangan memandang muka’.
“Meski demikian banyak ajaran dan kebiasaan baik para leluhur mulai pudar dan mengalami pergeseran nilai,” jelas Pendeta Sintje Imon.
Pendeta Sintje Imon mengungkapkan, generasi sekarang lebih individual dan sekuler. Mulai membeda-bedakan dalam hubungan status ekonomi dan sosial, serta memandang muka.
“Firman Tuhan memulihkan pergeseran pergeseran yang terjadi. Jika tidak dipulihkan maka jemaat akan menghadapi masalah dan bahaya, memicu kesenjangan dalam hubungan antar keluarga, jemaat bahkan akan mengarah pada kesukuan,” tandas Pendeta Sintje Imon.
Lanjut Pendeta Sintje Imon, Firman Tuhan membangkitkan semua ajaran baik dari leluhur. Yakobus menyuarakan ulang bahaya pilih kasih dan memandang muka.
“Kasih tidak dibatasi oleh kondisi apapun. Yesus pancarkan kasih dari kayu salib. Kasih tidak memilih-milih,” tukas Pendeta Sintje Imon.
Menurut Pendeta Sintje Imon, mengasihi Tuhan juga harus kasihi sesama manusia karena Tuhan tidak memandang muka.
“Yesus Kristus mengajarkan kasih sebagai landasan persekutuan umat percaya. Yakobus 4: 17, Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa,” pungkas Pendeta Sintje.
Hadir beribadah Ketua BPMJ GMIM Alfa Omega Rumengkor, Pdt. Welly Pudihang, STh, Pdt. Veronika Sendow, S.Teol, Pdt. Hana Tamunu, S.Th, Wakil Ketua BPMJ, Pnt. Jopie Warbung, Sekretaris Pnt. Drs. Dolvie Palit, Bendahara Sym. Dra. Meiske Pangemanan, Guru Agama (GA) Fenny Mamuaja S.PAK, Pelsus Kolom 1 sampai 14 dan ratusan jemaat.
(YerryPalohoon)