MANADO,Manadonews.co.id-Untuk mencegah meluasnya virus Corona, Pemerintah Indonesia memperketat pengawasan terhadap pintu masuk baik lewat darat, laut maupun udara.
Seperti yang di lakukan di Bandara Sam Ratulangi Manado yang bekerja sama dengan kantor Karantina Kesehatan Pelabihan (KKP) Manado melakukan Thermo Scanners bagi wisatawan asing khususnya dari Tiongkok.
Hal ini mengacu pada Surat Edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan sesuai Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan, yang dilakukan setiap hari dalam rangka deteksi, pencegahan dan respon kemungkinan masuknya Pneumoni Berat (yang belum diketahui penyebabnya). Adalah pemeriksaan setiap kedatangan dari Luar Negeri, lebih waspada yang datang dari China (yang telah disebut negara endemis). Pemeriksaan visual setiap yang datang dari luar negeri.
Pemasangan Thermal Scanner (pemenindai suhu) untuk dapat mendeteksi salah satu gejala dominan berupa demam/suhu tinggi pada setiap pelaku perjalanan internasional (wisatawan, pekerja atau kegiatan lainnya).
Jika hasil deteksi Thermal Scanner >38°C, maka ditindaklanjuti dengan segera melakukan wawancara dan pemeriksan fisik di ruang isolasi sementara, dalam rangka penegakan diagnosisnya (memastikan apakah kecendrungan Peneumoni Berat dimaksud), setelah pasti sebagai supect dirujuk ke RS yg ditunjuk untuk perawatan lanjutan dan ke Lab Kesehatan untuk uji lab guna memastikan jenis penyakit/penyebabnya.
Membagikan Health Alert Card (HAC) atau Kartu Kewaspadaan Kesehatan kepada setiap yang datang dari LN masuk ke wilayah Sulut.
Gunanya sebagai alat untuk memantau kemungkinan munculnya gejala pneumoni berat tadi dan dipakai melapor ke fasilitas kesehatan terdekat di mana pelaku perjalanan berada.
Kartu tersebut harus dibawa selama masa sekitar 14 hari berada di wilayah kita (jika masa kunjungan habis sebelum 14 hari dan balik ke negerannya berarti tidak harus dibawa lagi. Bagi setiap orang atau corporasi yang mengurus pelaku perjalanan (wisatawan, pekerja dll) agar ikut memantau kartu tersebut (dibawa selalu/tidak disimpan di penginapan/tidak dibuang).
Menurut Kepala KKP Manado Yohanis Patari, Pemasangan Thermal Scanner untuk mendeteksi salah satu gejala dominan berupa demam/suhu tinggi pada setiap pelaku Penerbangan internasional.
“Jika hasil deteksi Thermal Scanner lebih dari 38°C, maka harus segera ditindak lanjuti dengan wawancara dan pemeriksan fisik di ruang isolasi sementara,” ujar Patari.
Setiap orang yg berinteraksi dengan pelaku perjalanan dari China agar menerapkan perilaku pola hidup bersih dan sehat selama bersama-sama mereka.
Memakai masker penyaring virus, terkontrol mencuci tangan sebelum makan/minum atau
memegang muka/saluran nafas, menghindari terpapar droplet dari mereka orang yang datang dari negara terjangkit.
(Ben)