Berita TerbaruBerita UtamaManado

Curah Hujan Lebih Tinggi Dibandingkan 2014 Lalu, Bayangkan Kalau Tidak Ada Bendungan Kuwil-Kawangkoan, Ini Penjelasan Direktur Sungai Kementerian PUPR

×

Curah Hujan Lebih Tinggi Dibandingkan 2014 Lalu, Bayangkan Kalau Tidak Ada Bendungan Kuwil-Kawangkoan, Ini Penjelasan Direktur Sungai Kementerian PUPR

Sebarkan artikel ini

Manado – Jumat, 27 Januari 2023, sebagian kecamatan di Kota Manado mengalami banjir akibat hujan deras intensitas tinggi yang terjadi di beberapa kabupaten dan kota.

Banjir tersebut mengingatkan masyarakat atas banjir besar 15 Januari 2014 silam yang menenggelamkan banyak tempat di seluruh kecamatan di Kota Manado.

MANTOS MANTOS

Meskipun curah hujan pada 27 Januari 2023 lebih tinggi namun dampak banjir tidak separah dibandingkan 15 Januari 2014 lalu.

Peran besar Bendungan Kuwil-Kawangkoan mereduksi debit banjir sampai dengan 96m2 per detik meloloskan Manado dari bencana bandang.

Direktur Sungai dan Pantai Kementerian PUPR RI Bob Arthur Lombogia mengatakan salah satu tujuan pembangunan Bendungan Kuwil-Kawangkoan adalah untuk mereduksi banjir pada Q50 dengan kubikasi sampai dengan 146 meter kubik per detik.

Dijelaskannya, saat terjadi banjir pada Jumat, 27 Januari 2023, dari 6 sungai yang melintasi Kota Manado yaitu Sungai Bailang, Mahawu, Tondano, Tikala, Sario dan Sungai Malalayang, yang menjadi DAS Bendungan Kuwil-Kawangkoan dengan area pelayanan adalah DAS Tondano yang bagian hilirnya ada Sungai Tikala.

“Dari semua sungai yang ada, kita lihat konsentrasi curah hujan yang cukup tinggi dengan curah hujan 300 mL per hari di bagian Kota Manado, kita lihat bersama di Sungai Bailang dan Sungai Mahawu meluap, sementara DAS Tondano relatif tidak meluap, ada luapan air sedikit di Sungai Tikala yang merupakan anak sungai DAS Tondano,” ujar Lombogia.

Baca Juga:  Keke Minahasa yang Sukses di London akan Buka Cabang Indiendo Coffee di Manado

Lombogia menambahkan, pada Jumat, 27 Januari 2023, elevasi bendungan mencapai 96.6, maka 2 pintu yang ada di bendungan ditutup. Kapasitas 1 pintu bendungan mencapai 143 m2/perdetik, saat ditutup maka akan terjadi kenaikan genangan di bendungan dari 96.6 menjadi 98.2.

“Artinya kenaikan air di bendungan sekitar 2 meter, hampir 2 meter tersebut yang ditampung adalah 2.3 juta kubik. Bayangkan kalau 2.3 juta kubik itu jika tidak kita tampung di sini dan akan masuk ke Kota Manado. Maka banjir yang akan terjadi lebih parah dari tahun 2014,” tuturnya.

“Kalau kita bandingkan dengan banjir yang terjadi di 2014 itu curah hujannya 146 – 215 M2 per hari, banjir yg terjadi saat ini Kota Manado yaitu 300 mili meter perhari artinya curah hujan yg terjadi saat ini lebih tinggi dari yang terjadi pada 15 Januari 2014. Hal tersebut yang menyebabkan banjir di Sungai Mahawu dan Tikala,” tambahnya.

“Dulu air di lapangan depan kantor Walikota airnya mencapai hingga 3 meter karena terjadi back water Sungai Tondano tinggi sungai tidak bisa keluar airnya, akhirnya air balik dan menggenangi lapangan dan kantor Walikota sampai 3 meter,” tukas dia.

Baca Juga:  Richard Sualang di Buka Puasa Pengprov FPTI Sulut: Langkah Baik Pupuk Kebersamaan

Ia menambahkan, penyebab terjadinya banjir tahun ini disebabkan kapasitas penampungan debit air di Sungai Mahawu dan Sungai Bailang tidak memadai.

“Kami bersama pak Walikota sudah melihatnya langsung, perlu kita kaji Sungai Mahawu dan Bailang bisa seperti itu,” pungkasnya.

Sementara itu, Walikota Manado Andrei Angouw menyampaikan, hingga saat ini masih banyak masyarakat yang masih menempati daerah bantaran sungai, juga bangunan-bangunan yang didirikan di atas saluran air/drainase.

“Sebaik apapun kita membuat drainase dan sebanyak apapun bendungan, kalau masyarakat masih tinggal di atas drainase dan bantaran sungai masih akan terjadi banjir, cerita lama ini akan terulang-ulang lagi,” kata Angouw.

Angouw manambahkan, masyarakat yang tinggal di daerah bantaran sungai masih banyak padahal Pemkot sudah menyiapkan rumah relokasi di Pandu sejak 2015.

“Upaya grand strategi yaitu menyiapkan rumah susun dan rumah relokasi di Pandu, kita dorong yang masih tinggal di bantaran untuk tinggal di Pandu,” pungkas Angouw.

Dari data BPBD Kota Manado, yang menempati rumah relokasi Pandu hanya sekitar 500 orang dari 2000 rumah yang tersedia.

(***/JerryPalohoon)

Yuk! baca berita menarik lainnya dari MANADO NEWS di GOOGLE NEWS dan Saluran WHATSAPP
Example 120x600
Berita Terbaru

MANADO,MANADONEWS.CO.ID- Dalam rangka meningkatkan ketangkasan dan keterampilan prajurit, Kompi Kaveleri (Kikav) 10/Manguni Setia Cakti mengikuti lomba ketangkasan merayap, Selasa (29/4/2025). Kegiatan yang dipusatkan di lapangan Makodam XIII/Merdeka ini dipimpin langsung…