Jakarta, Manadonews.co.id – BP2MI menggelar konferensi pers terkait pencegahan 18 (delapan belas) orang Calon Pekerja Migran Indonesia yang akan ditempatkan secara nonprocedural yang dilakukan diwilayah Tanggerang Selatan, Banten Senin tanggal 14 Agustus 2023.
Konferensi pers ini disampaikan langsung oleh Kepala BP2MI, Benny Rhamdani, dengan didampingi oleh oleh beberapa Pejabat Tinggi Pratama dan Pejabat Tinggi Madya di lingkungan BP2MI, bahkan juga diikuti Kepala BP2MI di seluruh wilayah Indonesia yang hadir melalui virtual dan disiarkan secara live di media sosial BP2MI.
Pada Konferensi Pers tersebut, Benny Rhamdani menyampaikan terkait kronologis pencegahan yang dilakukan oleh BP2MI tersebut.
“Berawal dari informasi masyarakat terkait adanya perekrutan illegal, pada Senin 14 Agustus 2023 sekitar pukul 03.12 WIB, BP2MI berkoordinasi dengan Polres Tanggerang Selatan untuk bersama-sama melakukan pencegahan dengan hasil ditemukan 18 orang Calon Pekerja Migran Indonesia yang ditampung di Cluster Victoria River Park Kecamatan Serpong Utara Kota Tanggerang Selatan Provinsi Banten”, ungkapnya.
Lebih lanjut Benny menyebutkan Pada pencegahan tersebut terdapat 2 (dua) orang yang sudah siap diberangkatkan menuju Provinsi Kepulauan Riau dengan penerbangan pukul 05.55 WIB dengan salah satu maskapai tujuan Bandara Hang Nadim Batam, dan 16 orang lainnya sedang menunggu jadwal keberangkatan dan dari hasil wawancara singkat diketahui bahwa korban sudah berada di penampungan dalam kurun waktu 7 sampai 60 hari. Dari 18 orang yang dilakukan pencegahan tersebut semuanya adalah perempuan dimana 15 (Lima belas) orang berasal dari Sulawesi Utara, 2 (dua) orang berasal dari Jawa Barat dan 1 (satu) orang berasal dari Nusa Tenggara Barat.
Kepala BP2MI kemudian menyampaikan modus bahkan inisial para pelaku yang ditemukan di penampungan tersebut agar menjadi perhatian bersama.
“Saat BP2MI melakukan pendalaman kepada para korban diketahui bahwa para korban dijanjikan untuk bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga di Singapura dengan mendapatkan gaji sebesar 640-750 Dollar Singapura atau 7 – 9 juta Rupiah per bulan dan para korban telah menerima uang saku sebesar 5 – 6 juta Rupiah. Adapun turut diamankan sebagai pelaku yaitu laki-laki bernama Mei yang berperan sebagai perekrut dan penyalur, perempuan HK bereperan sebagai pengelola penampungan dan pengajar Bahasa, laki-laki MM berperan sebagai driver antar jemput ke bandara dan belanja kebutuhan di penampungan dimana ketiga orang diduga pelaku sudah dibawa ke Polres Tanggerang Selatan guna dilakukan penyelidikan dan pendalaman lebih lanjut, sementara para korban langsung diarahkan ke Shelter BP3MI DKI Jakarta untuk diproses kepulangannya”, kata Benny.
Benny juga menyampaikan himbauan kepada seluruh masyarakat Indonesia agar mematuhi aturan-aturan yang berlaku.
“Dalam kesempatan ini saya menyampaikan kepada seluruh masyarakat Indonesia yang ingin bekerja ke luar negeri agar mematuhi prosedur bekerja sesuai dengan aturan-aturan yang ada, melalui jalur-jalur resmi yang sudah disediakan sebagaimana diatur oleh Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia” imbuhnya.
Dipenutup penyampaiannya, Benny memberikan apresiasi kepada semua pihak yang sudah ikut membantu BP2MI dalam melakukan tugas-tugas mulia.
“Pada kesempatan ini, saya selaku Kepala BP2MI menyampaikan Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak khususnya jajaran Kepolisian Republik Indonesia yang telah mendukung pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang yang melibatkan Calon Pekerja Migran Indonesia sebagai korban, semoga pelaku segera terungkap dan proses hukum bisa segera berjalan. Saya juga akan menegaskan bahwa BP2MI tidak akan pernah berhwnti untuk memerangi Tindak Pidana Perdagangan Orang yang adalah kejahatan kemanusiaan, kejahatan terhadap hukum positif kita dan negara tidak boleh kalah, negara akan hadir dan hukum harus tertap ditegakkan” tutupnya.
(***/BenyaminAlfonso)