Manado – Dalam rangka pelaksanaan kegiatan peringatan Hari Anti Korupsi se-Dunia (HAKORDIA) tahun 2023 pada Kantor Wilayah DJBC Sulawesi bagian Utara menyelenggarakan Seminar Anti Korupsi dengan tema “SINERGI BERANTAS KORUPSI UNTUK INDONESIA MAJU”, bertempat di Aula Lantai 6 Gedung Keuangan Negara Manado, Rabu (6/12/2023).
Tampil sejumlah nara sumber yakni Maria Kresentia dari Perempuan Anti Korupsi, Dini Andrini, S.Psi, Psikolog dari SPAK Indonesia Programme Manager, Hence Karamoy dari APINDO Sulut, dan lainnya.
Dalam sambutannya, Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Sulawesi Bagian Utara (Sulbagtara), Erwin Situmorang, mengatakan bahwa korupsi adalah musuh bersama, sebab korupsi adalah beban ekonomi Indonesia, karena korupsi menjadi beban ekonomi yang dapat menjadikan petumbuhan ekonomi terhambat.
“Kita harus bersama-sama mengikis atau meniadakan korupsi, kuncinya harus masyarakat secara keseluruhan dalam arti bukan hanya pemerintah tapi semua pengguna jasa. Kita semua harus memahami dan memiliki integritas dalam pemberantasan korupsi. Terjadinya KKN salah-satunya karena ada hambatan komunikasi antara pengguna jasa dan pemerintah pemerintah,” kata Erwin Situmorang.
Situmorang mengharapkan semua aparatur negara memberikan layanan yang lebih baik kepada pengguna jasa tanpa harus mengharapkan mendapat sesuatu.
Setelah memiliki integritas selanjutnya penggunan jasa bertindak profesional dan jika ada langkah-langkah birokrasi yang harus dilalui maka masyarakat diminta untuk langsung berkomunikasi dengan aparat mencari solusi terbaik tanpa melakukan korupsi.
“Kalau kesadaran itu belum muncul maka akan muncul hal-hal yang menyebabkan korupsi, ibu Menkeu selalu berpesan kepada kami untuk menjadikan legal itu mudah,“ tukas Situmorang.
Dia mengharapkan, semua mendapat pencerahan dengan kegiatan seminar ini dalam memperingati hari korupsi di samping menjalin hubungan baik dalam hal pemberantasan korupsi secara bersama.
“Memberikan pembelajaran dan edukasi kepada staf dan pengguna tentang pentingnya budaya anti korupsi,” jelas Situmorang.
Maria Kresentia dari SPAK Indonesia mengatakan, korupsi adalah evolusi dari perilaku koruptif, tidak pernah ada pelaku korupsi yang tiba-tiba melakukan korupsi.
“Sogok-menyogok seolah sudah biasa dilakukan di masyarakat. Hal ini yang harus kita hindari, terutama kepada anak-anak kita, harus membangun budaya anti korupsi,” jelasnya.
Ditambahkannya, jangan katakan korupsi sudah menjadi budaya nanti malah jadi budayawan, budaya anti korupsi adalah membiasakan yang benar bukan membenarkan yang biasa.
“Ada 9 nilai anti korupsi yakni jujur, mandiri, tanggung jawab, berani, sederhana, disiplin, peduli, adil dan kerja keras,” tandas Maria.
Dari DPP Apindo Sulawesi Utara yang diwakili Hence Karamoy dan Lucky Mangkey, serta PT. Jobubu Jarum Minahasa, Tbk, M. Fasol, menyampaikan kegiatan ini sangat bermanfaat untuk meniadakan hal-hal yang menyebabkan terjadinya korupsi.
“Ternyata bukan hanya di instansi atau lembaga dalam kegiatan sehari-hari dan di rumah saja perilaku korupsi ini sudah terjadi. Kegiatan ini sangat bermanfaat kami mendapatkan berbagai masukkan untuk perubahan tentunya,” tutur Lucky Mangkey dari Apindo Sulut.
Hadir pada kesempatan ini Kepala Bidang Kepatuhan Internal Ririn Septiani dari Kemenkeu Kanwil DJP Suluttenggomalut, Kanwil DJPB Sulut, Kanwil DJKN Suluttenggomalut, Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Manado.
Dari instansi regulator di Manado yakni Balai Karantina Pertanian Kelas I Manado, Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Manado, Badan Pengawasan Obat dan Makanan Manado. Dari kalangan Pengusaha hadir Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO Sulut), Asosiasi Ekspor Sulut GO, PT. Jobubu Jarum Minahasa, Tbk, PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) dan Terminal Peti Kemas Bitung. (Hence Karamoy)