TOMOHON, MANADONEWS.CO.ID -Forum Pemuda Lintas Gereja (FPLG) Kota Tomohon melaksanakan Group Discussion di Cella Bakercy Tomohon dengan mengangkat Tema “Pemimpin Harus Melayani, Bukan Dilayani” (Refleksi Markus 10:42-44), Senin (26)09)2024).
Pembicara yang dihadirkan dalam FGD ini yaitu Pnt. Michael Mait, S.Kom selaku Tokoh Masyarakat Kota Tomohon, Pdt. Abraham Lintong, M.Th selaku Ketua Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Kota Tomohon dan Monica Agatha Rares yang merupakan Ketua Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Kota Tomohon.
Diskusi berjalan begitu menarik dan dihadiri oleh ratusan pemuda yang berasal dari pemuda GMIM, Katolik, GPDI, GBI dan Advent.
Dalam diskusi Penatua Michael Mait menceritakan pengalaman hidupnya sebagai pelayan di gereja sejak masih pemuda menjadi pengurus komisi remaja di gereja hingga menjadi guru sekolah minggu serta menjadi Ketua Komisi Pelayan Anak Sinode GMIM selama 2 periode.
Melayani menjadi guru sekolah minggu bukan hal yang mudah tetapi harus benar-benar memiliki hati untuk melayani yang tulus dan ikhlas.
*Tidak pernah terpikirkan sedikit pun di benak saya ketika berada di titik ini menjadi Calon Wakil Walikota Tomohon, namun itulah cara dan proses yang Tuhan ijinkan sehingga jika Tuhan ijinkan saya duduk dalam pemerintahan maka saya adalah pelayan rakyat yang harus melayani dengan tulus bagi masyarakat Kota Tomohon,”/tutur Pena Michael.
Pdt. Abraham Lintong, M.Th selalu Ketua GAMKI Kota Tomohon mengungkapkan bahwa seorang pemimpin adalah pelayan bukan seperti bos besar yang hanya menekan atau memaksa anak buahnya.
Dalam Alkitab berkata bahwa Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.
Pemuda harus mengambil peran untuk mencari dan menentukan pemimpin yang tepat dan memiliki karakter pemimpin.
Monica Agatha Rares, Ketua PMKRI Kota Tomohon menambahkan Pemimpin sudah sepatutnya harus menjadi pelayan bagi masyarakat bukan untuk dilayani.
“Mengutip perkataan Paus Fransiskus ketika berada di Indonesia bahwa Pemimpin jangan memaksakan kehendak demi kepentingan pribadi,” ucapnya.
Diskusi berlangsung menarik selama hampir 3 jam. Sesi tanya jawab bersama peserta berjalan dengan baik.
Salah satu peserta dari GMIM Ebenhaezar Kakaskasen Tomohon, Figc Oroh mengatakan dirinya mengikuti jejak Penatua Michael Mait ketika lebih dari 10 tahun melayani di Komisi Anak Sinode GMIM, pena Michael terus melayani dan tanpa hentinya hingga ke pelosok-pelosok.
“Inilah contoh karakter sebagai seorang pemimpin yang sebenarnya, terima kasih sudah menjadi panutan bagi kami yang masih muda ini. Saya berharap dan mendoakan agar ketika pena Michael terpilih menjadi Wakil Walikota Tomohon maka karakter pemimpin yang melayani seperti ini yang kami butuhkan,” ungkapnya disambut tepuk tangan dari ratusn peserta yang hadir.
Diakhir kegiatan, Glorify Helena Waluyan, S.Psi selaku Ketua FPLG Kota Tomohon mengungkapkan rasa syukur terlaksananya FGD hari ini.
Salah satu poin penting dalam rekomendasi FGD FPLG hari ini adalah Pemuda Gereja Kota Tomohon harus bertanggung jawab menhadirkan pemimpin yang benar-benar untuk melayani masyarakat bukan sebaliknya yang meminta dilayani.
“Ke depan kami akan mengkampanyekan kepada masyarakat untuk memilih Pemimpin yang tepat karena ini adalah tanggung jawab moral kami pemuda gereja,” tutup Glorify.