MANADO, MANADONEWS.CO.ID – Pasangan Calon Gubernur – Wakil Gubernur Sulut Yulius Selvanus Komaling – Victor Mailangkay (YSK Victory) telah merumuskan Visi Misi serta sejumlah Program Unggulan sebagai konsep peletakan proses pembangunan daerah di masa kepemimpinan keduanya, minimal periode 5 tahun ke depan.
Dari 16 Program Unggulan YSK VICTORY, menarik untuk mengintip program “Penguatan Pendidikan Vokasi dan Digitalisasi.”
Lagipula, bukan sebuah kebetulan jika program ini, bahkan langsung menyebutkan istilah ‘vokasi’ menjadi kali pertama dicetuskan atau secara terang-terangan diangkat oleh calon Kepala Daerah, paling tidak untuk di Sulut ini.
Apa pendidikan vokasi itu?Secara deskriptif Vokasi dapat diartikan sebagai program pendidikan di Perguruan Tinggi yang menitikberatkan pada kepemilikan ketrampilan dan keahlian personal.
Cagub Yulius Selvanus melihat pendidikan vokasi masih perlu diberi ruang yang lebih luas untuk ditekuni dan diselami para mahasiswa.
“Sebab hal itu akan sangat berguna saat anak – anak kita telah keluar dari gerbang Kampus, selanjutnya siap berkompetisi di dunia kerja,” ucap YSK.
Mengingat dunia saat ini telah berada di era industrialisasi global dengan menyertakan kekuatan digitalisasi, menurut YSK, mau tidak mau, suka tidak suka, generasi Sulawesi Utara perlu membekali diri dengan kemampuan ketrampilan diri yang berkarakter modern dalam hal keahlian.
“Kami merasa terpanggil untuk meningkatkan keterampilan vokasi dengan fokus pada sains, teknologi, dan digitalisasi untuk menyiapkan tenaga kerja yang siap menghadapi era industri 4.0,” ucap YSK.
Lantas, apa bedanya dengan Sarjana?
Kata YSK, baik pendidikan Sarjana maupun Vokasi, sama – sama menempa ilmu dan pengetahuan.
Bedanya terletak pada tujuan dan fokus orientasi.
“Pendidikan Vokasi menekankan keterampilan dan pengetahuan praktis untuk profesi atau keahlian tertentu. Sedangkan, Pendidikan Sarjana menawarkan pendidikan yang lebih luas dan umum yang mencakup berbagai disiplin ilmu,” terangnya.
Maka konsep pendidikan vokasi ini, kata YSK, seharusnya menjadi konsensus bersama semua pihak yang berkompeten karena pada dasarnya pendidikan menjadi tugas dan panggilan semua komponen daerah.
“Kami menggali gagasan ini agar generasi muda usia produktif boleh berdiri tegak, membusungkan dada di tengah pesatnya teknologi,” tandas Ketua DPD Partai Gerindra Sulut itu.